Thursday, April 3, 2008

Hasil = kejadian + respon

Dalam seminggu ini aku berusaha speedy mengerjakan order sleeve laptop untuk Mbak Evi, sebab aku emang berusaha menjaga kepercayaan pelanggan. Waktu yang disetujui emang maksimal 2 minggu, tapi aku sendiri berusaha kurang dari waktu itu.

Tapi emang udah kuasa Tuhan, malam ini aku ditelepon penjahitku yang menginformasikan bahwa ada kesalahan teknis dalam pemotongan bahan, walaupun tidak semuanya. Ada nada kekhawatiran ketika dia menceritakan kronologis kejadiannya.

Sepertinya aku pantas marah atas kejadian tersebut sebab aku harus menyediakan bahan baku lagi, yang artinya harus ada tambahan ongkos produksi atas kesalahan tersebut. Atau juga bisa aja aku menuntut ganti rugi atas kesalahan yang dia perbuat. Tapi subhanallah....aku masih diberkahi Allah hingga aku masih bisa legowo dan berusaha ikhlas atas apa yang barusan terjadi. Aku menyampaikan ke dia :

"Ya, udah Insya Allah besok aku beliin bahan lagi, yang sudah kepotong di keep dulu aja nanti kita buat kantong HP atau kantong kamera, setidaknya untuk stok produk di Pestipal Angkringan Semarang" jelasku ke dia

Ini aku sharingkan bukan bermaksud sok, atau terkadang dengan sudut pandang yang lain bisa jadi tindakanku tsb dianggap tidak mendidik tanggung jawab. Aku berusaha mengamalkan apa yang pernah disampaikan Mami Ning ketika ketemuan di rumah Pak Bamb beberapa waktu lalu, atau dengan konteks yang analog disampaikan Pak Yusef Hilmy.

Mami Ning menyampaikan tahan diri untuk tidak marah apapun yang terjadi sebab marah memberi aura negatif dan seringkali tidak menyelesaikan masalah. Sebab di balik semua kejadian selalu ada hikmah positif yang bisa kita petik. Tidak perlu dibantah sebab ini masalah ilmu yakin, dan aku berusaha meyakini kebenaran itu.

Sedang Pak Yusef merumuskan : "Hasil = kejadian + respon"
Kejadian tidak bisa kita rubah, kasus di atas artinya bahan telah telah terpotong salah, itu sudah terjadi dan ngga bisa kita rubah ulang kejadiannya (kalo di film mungkin bisa ya, pake semacam mesin waktu he he). Yang bisa kita rubah adalah responnya, apakah mau positif atau negatif.

Insya Allah aku berusaha merespon positif, tokh bahan yang telah terpotong tsb masih bisa kita buat untuk kantong HP atau kamera. Di sini aku berusaha 'bertransaksi' dengan Allah. Aku berusaha pamrih kepada-Nya, keyakinanku Insya Allah aku akan mendapat lebih dari semua ini, entah terbayar besok, lusa, ketika aku masih menghirup udara di dunia atau nanti setelahnya aku mati.

Insya Allah itu kepastian yang dijanjikan-Nya, doakan aku tetap mampu meyakini semua itu. Tapi emang Allah takkan pernah bohong, itu PASTI !!!

No comments: