Saturday, December 6, 2008

Karena CINTA I (Ibu)

(Tulisan ini mungkin agak panjang dan aku buat bersambung sebagai gambaran jawaban kenapa pada akhirnya aku akhir2 ini lebih konsen ke bisnis kuliner. Pertama karena alasan cinta Ibu, cinta Istriku, cinta anakku, dan terakhir cinta cashflow-nya he he)

Ketika bulan Dzulhijjah begini biasanya aku lebih banyak meneteskan air mata dibanding bulan2 yang lain. Ada catatan hutang besarku yang belum terbayar untuk Ibuku sampe beliau meninggal 13 Juni 2005 lalu (tepat satu bulan Bapak mertuaku meninggal 13 Mei tahun sama). Hutang tersebut adalah MEMBERANGKATKAN HAJI Bapak/Ibuku !. Ketika beberapa waktu lalu di televisi ada sinetron hikmah tentang tukang bubur yang berhasil memberangkatkan haji keluarganya, satu sisi aku geli (kebetulan sekarang aku juga jadi tukang bubur he he) sisi lain aku berharap aku bisa seperti cerita di sinetron tsb terlebih gambaran ibu yang diperankan Nani Wijaya mirip dengan gambaran ibuku keseharian apalagi kalo pake daster. Entah berapa kali sinetron yang digagas Ust. Yusuf Mansur tsb diputer aku ngga pernah bosan melihatnya, dan tetap istiqomah BERURAI air mata (mellooow banget!). Aku berharap siapapun yang membaca tulisan ini nantinya mampu mengamini niatku untuk tetap bisa membayar hutangku tsb kepada ibuku biarpun beliau telah tiada yang Insya Allah KHUSNUL KHOTIMAH. Ini permohonan serius, sehingga Insya Allah jika suatu saat aku telah membayar hutangku tsb tentulah jenengan semua teraliri keberkahan doanya. Amin yaa Rabbal 'alamiin...

Saat ini aku emang lebih konsen menekuni kuliner, dimulai Bubur Ayam Metropolis (ini lagi ancang2 nyari tempat untuk Metropolis-2 yang Insya Allah dibarengi kemunculan 'den Lembu; serba sapi). Ada beberapa alasan kenapa pada akhirnya aku lebih konsen ke kuliner, setelah perjalanan bisnisku yang lain. Salah satunya karena rasa cinta dan penghormatanku kepada Ibu. Lho ?!
Ya... penghormatanku ke Ibu !! Beliau yang banyak mengenalkanku tentang resep masakan, sampai saat ini aku merasa masakan beliau sik paling top markotop. Masakan dengan ditambahi bumbu ikhlas dan cinta beliau kepada keluarganya. Dengan begini aku merasa lebih mudah mengingat beliau, lebih merasa selalu dekat beliau, sebab seringkali aku dan istriku merasa beliau masih ada, terlebih kematian Ibu saat itu emang tidak didahului sakit seperti kebanyakan. Ibu meninggal dalam kondisi duduk di kursi, dalam kondisi BERWUDLU menjelang sholat maghrib, tanpa mengeluh sakit sebelumnya kecuali sakit rematik di lutut. Subhanallah...Insya Allah itu berkah keistiqomahan Ibu tirakat, puasa sunnah dan sholat malam beliau. Doa beliau terkabul, 'ketika ajal menjemput tidak ingin sakit terlebih dulu hingga merepotkan orang lain' Pingin rasanya kelak !

Alhamdulillah dua hari sebelumnya aku sempat memaksa pulang kampung bareng dengan Salma anakku. Emang sejak merantau sekolah SMA ke Jogja, tiap aku merasa teringat-ingat Ibu biasanya aku harus segera memaksa diri untuk pulang. Sebab kalo ngga biasanya entah aku yang sakit, atau malah celaka. Ini aku titeni (ingat) betul. Kalo pas begitu biasanya emang Ibu merasa kangen banget.
Saat itu rasa kangen ke Ibu muncul lagi. Setelah mendaftarkan anakku sekolah, sebenarnya posisi keuangan kosong sebab habis untuk bayar sekolah juga kontrakan. Bahkan untuk biaya pulang pergi berdua pas banget, makanya istriku sempat mengusulkan untuk menunda dulu sampe habis gajian, dia ngga enak kalo pulang nanti ngga 'ninggalin'. Nyampe ke Cepu, Bapak-Ibu sehat2 aja. Dua hari aku di sana, anakku minta ditinggal nanti diantar ponakanku. Hari Senin aku pamit ke Jogja lagi, hari Rabu aku ditelpon ponakanku mengabarkan Ibu meninggal.
Lho kok jadi cerita Ibu meninggal, ga papa biar Pembaca lebih punya gambaran.

Mungkin aku merasa menemukan passion di sini, walaupun aku sendiri ngga pernah merasa menyesal dengan semua perjalananku selama ini. Dan aku juga ngga peduli ketika aku dianggap ngga fokus hingga dianggap cuma dapet upil sekalipun. Aku mendasari semua perjalananku dalam pencarian ilmu dan hikmah. Sekali lagi ketika duit belum sepenuhnya aku dapatkan, maka minimal aku harus dapat ilmu dan hikmahnya. Hingga aku merasa semua perjalanan tersebut tidak sia-sia.

Bubur Ayam Metropolis adalah langkah awal aku memulai kuliner, dan Insya Allah prospeknya bagus (siap buka cabang baru nyari tempat yang prospek, setelah yang di Pakem di-pending), termasuk nantinya aku arahkan untuk model jual paket. Bersama temen, setelah BAM Insya Allah segera disusul paket yang lain. Ini salah satu wujud ungkapan cintaku ke Ibu, aku merasa lebih dekat ke Ibu, lebih mudah mengingat Ibu, dan hasil semua ini semoga nantinya mampu membayar hutangku ke Ibu : IBADAH HAJI. Amin yaa Rabbal 'alamiin.

(Bersambung : Karena Cinta II (Istriku))

Tuesday, December 2, 2008

Karena CINTA (intro)

Siang ini rasanya 'gatel' pingin nulis, lumayan waktu juga ga update blog.

Salah satu hal yang sangat mengasyikkan setelah resign dari kerja kantoran adalah aku mempunyai waktu bebas kemana aku pingin tanpa terganggu harus manut jadwal kantor. Pagi ini setelah nganter istri ke kantor berlanjut mampir Soto Ayam DALBIE di samping Telkomsel depan Bank Lippo Jl Sudirman (ini soto ayam paling JOSZ markojoz yang aku jumpai selama aku betah di Jogja, sebenere pernah aku ditawari resepnya 'maklum koneksi Gunungkidul-an' he he, tempatnya relatif sempit tapi ngantrinya...oya biasanya jam 1-an siang dah habis 25-30an ayam kampung jago!!! opo ora top markotop, lho kok malah promo soto ayam !!).
Selesai sarapan aku menuju Gramedia untuk baca2 (kalo tahu ayahnya ke Gramedia biasanya Salma sulungku akan protes kok ga ngajak2, padahal kalo sama dia biasanya 3 jam blm cukup).

Cape dari Gramedia aku nerusin hunting tempat nggo outlet Bubur Ayam Metropolis-2, karena danane rd cupet jadi nyarinya agak terbatas. Sementara konsentrasinya sekitaran kampus terpadu UII Jl. Kaliurang atau sekitaran Jl. Monjali deket Pom Bensin. Pandongane aja semuanya.

Mungkin aku blm pernah menjelaskan kenapa akhir2 ini aku lbh konsen ke kuliner dibanding tas natural dan sleeve laptopku yang lbh dulu muncul. Agak panjang cerita dan pertimbangannya, mungkin di postingan yang lain Insya Allah aku tulis. Yang ga tahu pertimbangannya mungkin akan menjustifikasi aku ga fokus, ming entuk 'upil' atau pun 'upo' (butiran nasi).

Setiap usaha yang aku lakukan, Insya Allah aku selalu mendasari diri dengan pencarian ilmu. Artinya ketika suatu saat mungkin duitnya ga dapet, minimal aku harus dapet ilmune, apapun ilmune. Dan berlatih tafakur ilmu hikmah. Jadi Insya Allah aku ga pernah merasa sia2 langkahku. Bawa ilmu ga berat, kalo pun belum kepake sendiri, ketika diamalkan ke orang lain Insya Allah nilainya akan beda.

Di samping ilmu, Insya Allah aku akhir2 ini mantap mengembangkan kuliner karena CINTA (ceile..). Bener karena cinta!!. Cinta kepada istriku, kpd anak2ku, alm. ibuku .... detailnya Isya Allah di tulisan yng lain.

Salam sukses !!!

Friday, November 7, 2008

Dahsyatnya Puting Beliung di sekitaran Kampus UGM


Deretan pedagang kaki lima di depan RS Sardjito banyak yang tertimpa pohon tumbang


Akar pohon beringin di depan Grha Sabha Pramana UGM sekitar sebulan lalu dipake pose Salma


Kemarin pohon tersebut tercabut akarnya, indikasi kekuatan puting beliung yang telah memporakporandakan sekitaran kampus UGM Yogyakarta


Sekitaran perumahan dosen UGM (Sekip)


Pengumuman libur sementara sekolah Salma



Kondisi sekolah Salma (SD Percobaan 2 Sekip UGM)


Satu contoh papan billboard yang rontok (sepanjang jalan Kaliurang ini banyak billboard yang hancur), lemabaran billboard Bank Mandiri ini sempat 'terbang' nyampe Fakultas MIPA berjarak sekitar 100m


Jogja Medianet berantakan juga !

Friday, September 26, 2008

Ilmu Rejeki

Pendasaran ilmu rejeki bs banyak banget. Teori matematika ekonomi aja ga cukup, sebab seringkali hitungannya ga mesti 1+1=2 dan 2-1=1.

Aku ga pingin menjelaskan dasaran teoria mana yang aku pake. Aku hanya mencoba menceritakan ilustrasi di keluargaku. Bapak-Ibu adalah seorang wiraswasta di kampung. Sebelum aku lahir sampe aku umur setahun sepertinya keluargaku termasuk pedagang sukses di kampung terlihat dari photo2 kenangan keluargaku, sebelum kemudian bangkrut oleh fitnah 'pesugihan'. Kemudian Bapak-Ibu buka warung makan di deket stasiun, ini juga lumayan laris sebelum kemudian Bapak ganti usaha bengkel sepeda (sampe sekarang) dan Ibu sempat jual beli gabah, jagung untuk di setor ke gudang (untuk yang ini aku SMP sempat terlibat).

Selama perjalanan perekonomian keluargaku, tanggungan Bapak-Ibu pernah sampe sekitar 15-an orang di rmh. Disamping 6 anak, Bpk-ibu msh menanggung adik2 bapak karena ditinggal wafat mbah Putri, anak2 Padhe, anak2 Budhe termasuk beberapa kuli Ibu. Tanggungannya ga cuma makan pakaian tapi juga sekolah. Sampe aku SMA selalu saja ada yang keluar masuk di keluargaku. Sepintas Ibu orangnya galak, tapi hampir semuanya krasan dgn sifat ngemong ibu. Entah sudah berapa yang lahir dan meninggal di rumah Bapak-ibuku.

Ketika kemudian satu persatu 'mentas' ataupun meninggal, terakhir di rumahku masih ada Pakdhe kakak Bapak, dan adikku plus keluarganya. Logika matematikanya, ketika tanggungan berkurang tentunya ada penghasilan yang tersisa. Perbandingannya, penghasilan Bapak-Ibu saat 'ngopeni' 15-an sampe 10-an orang tentunya akan 'turah2' jika hanya dipake untuk 5 orang. Tapi sepertinya rumusan itu kok ga berlaku. Ketika 15-an orang ga pernah terasa kurang2, tapi ketika 'hanya' 5 orang kok yo ora turah2.

Yang saya salut dengan Ibuku adalah didikan laku prihatin dan jiwa sosialnya. Tak pernah dendam walaupun didholimi termasuk ketika difitnah 'pesugihan' oleh saudara Ibu sendiri karena persaingan bisnis. Puasa sunnah dan sholat malam adalah rutinitas Ibu hingga mungkin itulah salah satu 'kunci' kecukupan Ibu ngemong segitu banyak tanggungan, termasuk kunci beliau dimudahkan wafatnya dalam kondisi BERWUDLU dan duduk di kursi tanpa didahului sakit sebelumnya. Subhanallah....(maaf ketika menulis kalimat ini tak terasa aku meneteskan airmata). Masih banyak hutangku kepadanya yang blm terbayar termasuk memberangkatkan haji beliau.

Dan bapakku adalah pekerja keras yang ikhlas. Ketika aku dan yang lain di sekolahkan, termasuk aku dan kakakku sampe sarjana bapak ga pernah menuntut aku harus kerja sesuai bidang ilmuku, menurut beliau kewaaajibn orang tua adalah mendidik dan mencarikan ilmu, selebihnya adalah tanggung jawab masing2 untuk dipake ilmu itu. Salah satu yang mempercepat aku resign dari perusahaan adalah dorongan Bapak untuk segera buka usaha sendiri, setelah sebelumnya aku menunda karena 'ngemong' atine istriku dan keluarga mertuaku.

Sekali lagi, tentang rejeki menurutku lebih penting mendasari ilmu dalam pencarian dan penjemputannya. Sebab semuanya sudah dijatah oleh-Nya. Tinggal kita mau mengambilnya pake sendok dan gelas, sekop dan keranjang, pake motor, mobil atau truk sekalian ini yang akan membedakan kita dapetnya sedikit atau banyak. Dan dengan ilmu tadi kita akn dapet yang berkah atau malah mudlorot.

KAMU SALAH ! sebab TIDAK SAMA DENGAN AKU

Berpolemik, berbantahan, beradu argumen atau pun berselisih paham adalah fitrah manusia. Semuanya biasanya didasarkan atas argumen dan sudut pandang masing2. Makanya dari awal sebenarnya agama (red; Islam) telah memberi rambu bahwa perbedaan pendapat adalah rahmat. Masalahnya mana yang bisa dikategorikan rahmat dan tidak.

Mungkin ada baiknya kita kembali mengingat cerita tentang orang buta yang mencoba mendeskripsikan gajah hanya berdasar dari apa yang dia pegang dan raba. Yang satu menyatakan gajah seperti batang pohon, satunya seperti kipas yang lebar, lainnya menyatakan seperti batang sapu. Apakah masing2 mereka salah ? Tentu tidak!. Mereka akan salah ketika mereka menyalahkan orang lain, dan hanya meyakini kebenaran yang dia deskripsikan. Padahal bagi orang lain yang kebetulan 'melek' matanya tentunya deskripsi tentang gajah tidak sekedar yang masing2 mereka deskripsikan di atas.

Hikmah dari cerita pengantar tidur di atas, jangan2 selama ini kita berlaku dan bertindak layaknya orang2 buta yang sok 'melek' tadi. Jelasnya kita MENYALAHKAN orang lain BUKAN karena telah tahu kebenarannya, tapi karena orang lain tersebut TIDAK SAMA dengan diri kita, dengan komunitas kita, dengan kelompok kita.

Saya sering diajarkan ketika kita meyakini A, kemudian ada orang lain yang meyakini B, C, atau D. Tidak ada salahnya kita mencoba mempelajari dan memahami B, C dan D tadi, biarpun emang kita bener2 harus telah meyakini tentang A. Itu artinya kita telah menjadi orang yang 'lebih' sebab setidaknya kita memahami A, B, C, dan D. Dengan begitu Insya Allah akan lebih bijak. Sebab bisa jadi antara A, B, C dan D tadi ternyata secara hakikat di mata Allah SALAH. Hakikat kebenaran MUTLAK hanya milik Allah, bukan wewenang kita menilai, manghakimi atau mem-fatwa orang lain.

Keberagaman, termasuk keberagaman berpendapat harusnya kita pahami sebagai wujud kebesaran Allah. Titipan kebesaran-Nya tsb bisa kita 'pinjam' dengan sikap mampu menerima setiap perbedaan, terlebih perbedaan yang kita sebenarnya secara ilmu belum mampu mencari dan memahami jawaban dasar dan argumentasinya. Penyakit manusia seringkali SOK TAHU, dan SOK BENER.

Dengan sikap seperti itu, makanya saya bisa mengamini ketika ada yang menyampaikan 'fatwa' :"DILARANG/TIDAK DIBENARKAN secara agama bagi seorang lelaki yang akan mengawini wanita SEKAMPUNG-nya", sebab saya telah dijelaskan dasar dan 'dalilnya'. Penasaran....?? monggo aja !

Friday, August 22, 2008

Monday, August 11, 2008

Testimoni Bubur Ayam 'Metropolis'

Beberapa testimoni yang sudah nyobain Bubur Ayam 'Metropolis' bica dibaca :

Mbak Tary (tamanrazi) :

"Anak saya biasanya ngga mau makan bubur ayam sb biasanya agak berair, lagian seringkali pake vetsin (jadinya terasa neg!), tapi ini lain lembut tapi kesat ngga berair. Awalnya cuma baca leaflet yang ditempel di deket perumahan, nyobain cocok, dah langganan baru tahu kalo punya Mas Joko setelah baca postingan n blog-nya, sukses Mas !!

(Bener Mbak, makanya kita berani tulis LEMBUT BERAGARANSI he he jika berair garansi uang kembali, mana ada bubur ayam bergaransi. Dan juga NO VETSIN, prinsip kita orang yang masak pake vetsin hanya orang yang ngga PeDe rasa masakannya)


Ellis, Jl Kaliurang :

"Emang ngga pake kecap asin to Mas?, tapi dah mantap kok lebih dari sekedar Mak Nyuuusss he he

(Emang resep kita ngga pake kecap asin, ada bumbu khusus lebih mahal dikit tapi itu yang membuat rasanya terasa Mak Nyus !)


Enny, Vidi Cattering :

"Awalnya cuma ikut nyobain pas Mas Joko bawain istri tercinta eh ketagihan, makanya ngga ragu pas syukuran tempo hari langsung pesen sekalian bantu promo ya"

(Makasih pesenannya tempo hari, jangan kapok aja)


Yanto, pensiunan :

"Saya termasuk seneng kuliner apalagi bubur ayam, mungkin se Jogja yang tahu ada bubur ayam enak sudah saya cobain, ngga banyak yang saya cocok, ini saya termasuk cocok"

(Bapak satu ini kalo jalan2 ke Jl. Kaliurang biasanya selalu mampir, doain segera bisa buka yang agak ke selatan biar lbh deket)


Andri & Mella, mahasiswa UII :

"Hari minggu kemarin saya datang jam 9.20an habis jalan2 dari lembah UGM kok dah ngga ada, kirain libur. Senin ini sebelum kuliah mampir dulu"

(Kan udah kita tulis "Disarankan datang sebelum jam 9.30 maaf kalo kehabisan !!", biasanya jam 9 dah habis apalagi hari Minggu)

Bisa ato Berani

Banyak orang yang BISA, tapi ternyata sedikit orang yang BERANI.
BISA belum tentu BERANI, tetapi BERANI Insya Allah BISA, hanya waktu masing2 berbeda, terkadang cepat terkadang lama.

BERANI hakikatnya berani menang, dan yang mendasar juga berani kalah. Berani untung juga harus berani rugi, berani manis juga berani pahit

Monday, August 4, 2008

Delivery Service

Pagi ini, jam 7.15 aku nganter pesenan bubur ayam ke kantor istriku (sayang ngga sempat diphoto, kan kelak bisa untuk crito anak putu he he). Awalnya tempo hari aku bawain istri tercintaku dua bungkus bubur ayam Metropolis sekalian promo ke kantornya, maklum dia di perusahaan cattering yang cukup besar untuk ukuran Jogja. Setidaknya nantinya diharapkan testimoninya bermanfaat untuk promo dagangan baruku ini. Kalo pun ada kritik dan saran juga berasal dari orang2 yang deket dan berkompeten di dunia kuliner.

Bener juga, emang ada kritik dan saran masukan, tapi secara umum penilaiannya hampir sama bahwa dari segi rasa dan tampilan dah OK (ya iyalah masak ya iya donk, kan resepnya juga dari chef hotel berbintang, he he nyombong dikit nih).

Singkatnya, ada salah satu temen istri yang syukuran pingin nraktir temen2 yang lain, ngga banyak amat tapi lumayan separo stok untuk hari ini dah dipesan, kayaknya sebelum jam 9 dah tutup nih. Alhamdulillah ... ketika salah satu pintu ngga terlalu terbuka ternyata Allah membukakan pintu yang lain. Bener2 Allah Maha Joss (maaf ... ini ungkapan kemaha buuueeeesaran Allah yang paling mewakili bagiku).

Sedikit aku titip pesen ke istri tulung ownernya nanti dijatah, sekalian le promo pikirku. Harapanku ketika nanti catteringnya ada pesenan bubur ayam kan bisa order ke aku he he

Sekian sharringnya, ini nanti mau pesen gerobak untuk 'Asa Pizza' (calon dagangan yang lain he he kemaruk), setelahnya meluncur ke solo ngambil oven gas, nantinya untuk pizza termasuk untuk cooking class (rencananya ada cooking class for kids, opppooo meneh ki, tunggu perkembangane wae).
Biar dianggep ra cetho emang sengaja ngga mampir ke temen2 solo (tadi Bos Andhika dah protes je).

Friday, August 1, 2008

Bubur Ayam 'Metropolis' dalam gambar


"Insya Allah sebuah gambar besar (sebesar apapun) berawal dari satu titik, kemudian jadi garis, lengkung baru kemudian tampak bener2 sebuah gambar"


Tipologi font dan warna yang semoga mudah termemori ke konsumen, sebab Insya Allah kami ngga cukup puas di satu titik


Karena di deket pertigaan, jadinya kami pasang di tiga jalan menuju 'kawasan 0 meter'



Sebelum puasa semoga segera wujud, antrian dah nunggu !!!

Bubur Ayam 'Metropolis' bersiap buka kedua



Mungkin ini agak telat posting, tapi ga papalah !

Sudah sekitar 2 mingguan ini aku buka Bubur Ayam ‘Metropolis’ (BAM). Mumpung sleeve agak longgar, juga Rattani emang sengaja aku pending (karena alasan khusus he he). Ngga sendiri, tapi barengan temen. Ada peluang, langsung take action, Alhamdulillah kemudahan begitu beruntun mengiringi.

Dipilih bubur ayam, pertama karena resep udah jadi dari chef Hotel Hyatt Yogya, dan tukang masak kita dah lulus uji, sebagai langkah awal ini menjadikan percaya diri Insya Allah BAM bisa diterima konsumen setidaknya dari segi rasa. Selain itu tentu saja marginnya he he, komparasinya dengan bakso, bahan baku lebih mahal dan pembuatannya lebih ribet tapi harga jualnya sepadan. Sebagai info, masa promo ini BAM dijual Rp 4500 (ini Jogja, Bos! duit segitu masih sangat berarti he he) gratis AQUA gelas, atau teh manis. Harga inipun oleh chef yang memberi resep diledekin sebab dia jual di hotel 30rb/porsi. Padahal yang membedakan paling cuma mangkok saji n tempatnya doank, sedangkan resepnya sama.

Untuk milih tempat, ngga tanggung2 targetnya diputuskan setidaknya harus buka paling ngga 3 tempat untuk optimalisasi sekaligus mencoba menguatkan brand BAM. Dari hasil hunting tempat, didapatkan estimasi pertama pertigaan Gandok Jl Kaliurang KM 9,2 (deket rumah Mbak Tari ‘Taman Razi’), Kedua Pakem (sekitar depan gereja Pakem), dan ketiga sekitaran terminal Jombor, semuanya masih konsentrasi di wilayah Jogja Utara, tepatnya Sleman.

Tanggal 18 Juli yang di Pertigaan Gandok dibuka, seminggu pertama masih fluktuatif, memasuki minggu kedua Alhamdulillah selalu habis sebelum jam 10, terlebih hari libur harus nambah stok.

Insya Allah BAM-2 besok ini Minggu 03 Agustus launching, moga2 aja ngga kalah dengan BAM pertama. Mohon doanya aja. Untuk yang ketiga sepertinya harus dipending dulu, tanggung nabrak puasa. Lagian paralel harus nyiapin Pizza (follow up hasil pelatihan tempo hari). Pizza harus segera launching sebab beberapa peserta pelatihan sudah nunggu pingin beli paket usahanya. Nah lho, moga2 bener2 happy problem, kita baru nyiapin tapi mereka udah kebelet pingin beli usahanya. Ini mungkin berkah kita gandeng chef Italian Resto yang tempo hari kita ajak kerjasama pelatihan pizza, jadinya mereka yakin Insya Allah resep kita dah jadi. Bukan hasil trial n error kita sendiri. Tapi emang ‘nendang’ bener rasanya.

Mungkin ada yang bilang ngga focus, Insya Allah ngga juga, sebab kami barengan, dan masing2 ada penanggung jawab utamanya. Di BAM, aku supporting artinya PIC-nya temenku. Tapi untuk yang pizza sampe wujud dan menjadi bussines opportunity aku yang jadi PIC-nya, temen yang lain support.

Khusus BAM, untuk mendongkrak dan melakukan percepatan, aku coba menerapkan beberapa trik. Ini kami lakukan sebab sudah banyak competitor sejenis dan sudah mapan, artinya kita boleh percaya diri dengan rasa tetapi kalo ngga mampu ditransformasikan ke konsumen, sama juga bo’ong, terlebih BAM baru pertama kali muncul. Sehingga biarpun berbau provokasi kami coba sedikit menerapkan ilmune Tung Desem (biar ngga percuma ngikut millist TDW dan beli buku Marketing Revolution he he sok bangeeettt !!). Antara lain yang kami lakukan (semoga bisa menjadi inspirasi yang lain) :

- Brand coba dikuatkan dari awal, baik penyiapan tipologi font (huruf) dan warna, setidaknya ketika dibuatkan spanduk, rontek dan media promo yang lain kedepannya harus mudah termemori ke calon konsumen. Ini juga akan memudahkan dan meringankan energi kita ketika nantinya membuka di tempat lain. Sebab ke depannya kita sudah nyiapin trik2 lain untuk ‘membuat factor kali’ menjadi semakin besar.

- Pemasangan dan penyebaran leaflet di sekitaran wilayah jualan (radius sekitar 2 km, radius bisa disesuaikan). Bahasanya singkat, jelas dan tetep ada provokasinya.

- Awal buka hanya menyiapkan sekitar setengah dari kapasitas, dan karena bubur ayam biasanya hanya sebagai menu sarapan, makanya kami buka mulai jam 5.30 (ini lebih awal dari yang lain yang biasanya buka jam 6.00). Sekitar jam 10, habis ngga habis kami tutup, biasanya kami pasang tulisan “… maaf HABIS !!”. Makanya di leaflet kami tuliskan “Disarankan datang sebelum jam 9.30 (khawatir kehabisan !)”. Ini bohong ?! Insya Allah ngga, sebab kalo masih ada sisa biasanya emang kami bungkus dan diniatkan dishodaqohkan. Mungkin bisa dibilang ‘bohong’ kalo kami menulisnya “… maaf HABIS TERJUAL !!”. Cara seperti ini ternyata memberi efek psikologis yang bagus kepada calon konsumen, minimal akan penasaran.

- Deskripsi produk diinformasikan dengan jelas (mungkin terkadang sama dengan yang lain, tapi ketika diinformasikan terkesan nilainya lain, terlebih kalo emang itu bagian dari kelebihan dan perbedaan produk kita dengan yang lain). Dalam bukunya TDW meng-ilustrasikan promo TV akan lebih menarik jika dideskripsikan ada subwoofer, PMPO-nya berapa, pemakaian listrik kecil dst, dst, jika dibandingkan sekedar ‘TV 29 inch merek ANU’. Makanya kita nulis : LEZAT NIKMAT : resep dari chef hotel berbintang, diolah dari bumbu dan bahan higienis dan berkualitas, NO VETSIN : Tanpa penguat rasa (MSG) sehingga lebih aman untuk kesehatan, GRATIS AQUA/TEH : Gratis Aqua gelas dn teh manis, bungkus pake stereofoam untuk yang dibawa pulang, LEMBUT BERGARANSI : Tekstur bubur lembut dan tidak berair sampai keesokan hari jika berair Garansi uang kembali !

- Karena ini produk makanan, maka adalah keharusan dijaga kesan bersih dan higienisnya. Juga keramahan terhadap konsumen harus dijaga, sehingga mereka merasa nyaman dan dihargai. Ini sebenarnya standar, apapun bisnis dan layanan jasa kita tapi emang harus ditandaskan betul ke tenaga kita.

Itu sebagian upaya kita untuk melakukan percepatan usaha bubur ayam kami, semoga memberi inspirasi, syukur ada feedback masukan ataupun kritikan dari temen2. Dan mohon doanya kami sedang nyiapin Pizza, tahap awal rencananya model gerobak dan counter statis. Sengaja kami membidik pasar bawah yang marketnya lebih luas dibanding premium ke atas, ke depan juga pingin yang model kedai pizza setidaknya untuk membidik pasar premium. Ini kami juga harus berpacu waktu sebab calon pembeli paket usaha pizza ini sudah menunggu, baik yang system mini counter ataupun yang kedai, nah lho !!! Mohon doanya.

Kami yakin, sesuatu yang besar diawali dari yang kecil. Biarpun ukuran besar kecil masing2 orang sangatlah relatif.

Wednesday, July 16, 2008

Catatan 16 Juli 2008

Ditengah kesibukan nyiapin Pelatihan PIZZA plus PASTA 20 Juli, siang kemarin nyempatin ke Toko Buku Togamas, rencananya nyari buku referensi tentang Pizza dan tentang kecap tradisional (lho apalagi nih). Tentang Pizza jelas untuk referensi buat modul pelatihan hari Minggu besok juga khusus pizza kan Insya Allah barengan temen juga nyiapin bisnis pizza yang ke depannya bisa di bussiness opportunity-kan. Kalo kecap Insya Allah 1-3 Agustus ini diminta ikut ngisi materi kewirausahaan tentang produksi kecap tradisional di Cilacap, yang meminta ponakanku disana.

Buku yang saya cari ngga ketemu yang pas, eh malah akhire tertarik bukunya Marketing Revolution-nya Tung Desem. Tempo hari pas masa promo sebelum launching agak2 belum minat khawatir merasa latah aja, walaupun sebenere penasaran. Tapi pas di Togamas ngeliat harganya cuma 156rb, padahal di tempat lain harga resminya dah lebih dari 200rb. Saya pikir aku emang perlu ilmunya, entah untuk referensi, komparasi ataupun kepake apa nantinya. Pokoke niat ingsun golek tambahan ilmu.

Malam harinya setelah tidur agak awal waktu (jam 9.00 malem), jam 00.00 bangun karena belum sholat Isya, eh setelah sholat mau nerusin tidur kok ya susah. Mau nerusin baca Marketing Revolution kok kayaknya malem2 gitu kurang pas. Akhire ambil Quantum Ikhlas-nya Mas Nunu. Emang ngga pernah bosen baca buku ini, dah harus satu2, kata per kata, kalimat per kalimat. Dan emang terasa nikmat.
Satu cuplikannya, anak kecil seringkali mendapatkan kata 'jangan' dan 'tidak boleh' 20 kali lebih banyak daripada kata 'ya' dan 'boleh'. Makanya tak heran setelah besar akan menjadi pribadi yang ragu, miskin inisiatif dan kreatifitas.

Nah lho, bagaimana kita para orangtua mendidik anak2 kita, apakah akan seperti orangtua kita dulu yang mungkin lebih banyak 'melarang' atau tidakkah kita menginginkan anak2 yang penuh inisitif, kreatif, mandiri dan hal2 positif lain. Semuanya tergantung kita ...

Setelah sekitar setengah jam membaca, akhire terasa ngantuk lagi, sambil menuju alam bawah sadarku aku mencoba tersenyum membayangkan telah mempunyai rumah yang asri berikut kolam, kebun seperti impianku selama ini sama impian anakku Salma tentang deskripsi rumah yang diinginkan kelak.

Monday, May 5, 2008

Keep Smiling !

(Gambar aku copy dari Blog Pak Nano)

Apapun yang terjadi usahakan KEEP SMILING ! Insya Allah ini juga bagian dari ekspresi syukur kepada Allah, sekaligus media bersedekah kepada orang lain.

Sejelek dan se-wagu apapun ketika kamu senyum, tentulah lebih menyenangkan dilihat dibanding ketika kamu cemberut.

Dalam NLP diajarkan "motion create emotion, emotion create motion".

Memaksa Diri untuk Syukur Menuju Ikhlas & Sabar

Maaf bukan sok serius, juga bukan sok menggurui, Insya Allah ini lebih sebagai refleksi dan koreksi diri menghadapi perkembangan termasuk perkembangan bisnisku akhir2 ini.

Allah telah menjanjikan barang siapa yang mampu bersyukur atas-Nya, maka akan ditambah nikmat-Nya. Begitupun bagi siapa yang mampu ikhlas, dalam firman yang lain dijanjikan akan dilipatgandakan nikmat-Nya. Lebih top markotop lagi bagi siapa yang mampu sabar, maka Allah akan bersamanya. Subhanallah ! sebuah reward yang amat sangat pasti kebenarannya.

Tataran aplikasi ketiga hal di atas tidaklah cukup di mulut yang terucapkan, tetapi lebih kepada hati yang terhubung langsung ke Sang Khalik. Dan yang berhak menilai juga bukan manusia siapapun dia, tetapi bener2 hak prerogative Allah sebagai penilai yang hakiki. Tolok ukur waktunya juga bukan hanya saat melakukan, tetapi juga setelahnya sampai seluruh catatan amal ditutup, dengan kata lain MATI. Sebab bisa jadi saat melakukan telah memenuhi kriteria ketiga hal di atas, tetapi ketika setelahnya ujub / riya’ (sombong) ataupun menggerutu yang merupakan conoth komponen penggugur ketiga hal di atas, maka secara otomatis juga akan gugur catatan amalan baik tersebut, kecuali setelahnya segera dibarengi permohonan ampunan. Tentulah ini tidak mudah, terlebih ini bukan bahasa pikir tetapi bahasa hati.

Kok serius amat sih? Ini bagian dari refleksi dan koreksi diri, termasuk menyikapi perkembangan bisnis dan berkomunitas.

Dalam bisnis siapapun lebih seneng untung dibanding buntung (stupid statement ya he he). Masalahnya bagaimana kita mampu mempersiapkan mental diri untuk menghadapi buntung. Belajar kepada orang yang telah lebih dulu berbisnis bagaimana kiat2, tip dan trik menuju sukses bisnis emang salah satu cara menghindar dari buntung. Asal saja jangan tanya kepada Om Bob Sadino, Anda akan kecewa kalo mengharap beliau menjawab runut tentang kiat, tip ataupun trik beliau sukses dalam bisnisnya sekarang, tetapi mungkin Anda akan didamprat habis2an :

“Enak aja lu, terlalu manja, dan hanya pingin jalan pintas kalo bertanya seperti itu. Semuanya sudah ada skenarionya dari Sang Khalik, jalani semua proses, nikmati, syukuri yang telah diberi!” Nah lho ….! dan ujung-ujungnya juga tetap ikhlas dan sabar menjalaninya.

Tidak salah belajar dan berguru kepada orang lain, diwajibkan malah. Tetapi pada dasarnya yang tak kalah penting perlunya inner mentor dari diri pribadi. Walaupun ini juga memerlukan prasyarat jam terbang dan ibarat pisau untuk bisa tajam tidak cukup diasah hanya sekali dua kali, tetapi berkali-kali dan istiqomah (baca : kontinyu tetapi terukur)

Di dalam berbisnis keuntungan yang sudah didepan mata dan tinggal mencaplok, seringkali dengan mudah lepas blas ! begitu saja. Apapun alasan yang menyebabkannya. Mungkin kita bisa memberikan evaluasi diri setelahnya (kalo emang kita mau, dan tidak buru2 men-justifikasi sebagai kesalahan orang lain). Tetapi kalo mau ingat, sekali lagi secara hakikat baik dan buruk, untung dan rugi tentunya semuanya kuasa tangan Tuhan yang menciptakan.

Maaf, khusus masalah ikhlas, saya pribadi bisa melakukannya hanya ketika kentut, be’ol, kencing ataupun ketika orgasme saat berjima’. Itupun belum tentu dibarengi syukur, apalagi sabar. Lho ?! Ya iyalah, sebab seringkali yang dilupakan etika, adab yang telah dituntunkan Allah lewat Nabi. Jelasnya apakah kita mengucapkan doa sebelum dan setelahnya, mengingat kuasa Allah yang telah menitahkannya, dan seterusnya.

Kita tidak pernah dilarang untuk bertafakur (baca : berfikir atas kuasa Ilahi), bahkan dianjurkan untuk belajar khususnya ilmu ikhlas dari hal2 yang mungkin terdengar saru di atas. Salah satu tolok ukur ikhlas adalah rasa plong, lega, puas tanpa rasa eman (sayang) yang dibuat2 terlebih dipaksakan, tanpa tendensi dan pamrih kepada siapapun kecuali kepada yang di atas. Sekali lagi ini bukan tataran bahasa mulut yang terucap, tetapi bahasa hati yang terhubung langsung ke Ilahi Rabbi.

Sekali lagi juga, ini bagian dari koreksi dan evaluasi diri. Order Rattani pertamaku yang secara teoritis matematis bernilai lebih kurang 20 jutaan lebih harus aku cut karena ada beberapa hal yang membuatnya harus diambil keputusan seperti itu. Karena yang mengambil keputusan lebih ke-aku, maka kau harus mengembalikan down payment yang aku terima, sebenarnya telah aku pake beli bahan utamanya kulit. Makanya untuk orang seperti aku, maqomku (tingkatanku di mata Allah) baru mampu memaksa diri untuk syukur menuju ikhlas dan sabar. Mohon diiringi doa temen2 semua. Lagian juga masih ada jutaan bahkan milyaran nilai yang telah dan akan dilimpahkan Allah kepadaku yang demi Allah belum semuanya bisa aku syukuri.

Emang akan ada koreksi dan evaluasi sebagai bagian dari catatan hikmah positif, tetapi secara hakiki inilah proses dan skenario yang tinggal menjalani, dan semua ini tidak akan berhenti sebelum mati !.

Sebab hakikat hidup adalah resiko, tujuan hidup beribadah kepada Allah, dan tempat hidup pada ketaatan dan ketawadluan kepada-Nya. Jalani saja ! Dan ketika kita minta air, maka Allah akan memberikan lautan, tergantung apakah kita akan pake sendok, gelas, ataupun ember untuk mengambilnya. Ketika minta kayu, maka Allah akan memberikan hutan, terserah kita juga mau pake apa mengambilnya.

(Kalo ada pembaca yang terinspirasi kemudian juga mampu terkoreksi dan melakukan evaluasi diri atas tulisan ini, Subhanallah ! Insya Allah malaikat di pundak kananku akan mencatatnya sebagai sebuah amal kebaikan. Semoga !)

Sunday, April 27, 2008

TDA Junior (mulai) muncul

Maaf, tulisan ini sekedar sharing aja mungkin yang lain pun punya cerita yang hampir2 mirip yang bisa disharingkan (termasuk TDA Juniornya Mas Wawang Semarang).

Sebelum berangkat Tour de Semarang saya mencoba menantang istri dan anak saya Salma untuk mencoba menawarkan kantong HP dari bahan rajut nylon (handmade juga dari suplier saya yang sesaat lalu sudah hampir putus asa meneruskan usahanya setelah mengalami 'ketidakberuntungan', bahkan beberapa sisa bahan baku siap dibakar). Alhamdulillah, dia siap bangkit lagi dan Insya Allah saya termasuk yang siap membantu memasarkannya, semoga diberi Allah jalan lapang sebab dibelakangnya berjejer pengrajin yang mengantungkan hidup darinya.

Kembali ke laptop !! Respon tawaran saya tersebut antara anak dan ibunya berbeda. Ibunya bilang :
"Yah, temen2 kantorku sukanya yang kantong isi dua, yang gini , yang gitu..." intinya ada keraguan dia mencoba.
Salma langsung menjawab :
"Ngapain susah mencoba to Bu, paling apes ditolak to, padune Ibu ga berani to"
Geli juga mendengarnya, saya coba meyakinkan istri :
"Senengane kok men-justifikasi, belum tentu temenmu berpendapat sama dengan jenengan, sebab dia kan punya anak, adik dan lain2, lagian jenengan menawarkan paket catering di kantor yang berharga puluhan juta aja bisa, ini yang 15 - 20 ribu aja ga berani, malu sama Salma"

Singkatnya, saya tinggalin 6 pcs kantong HP ke istri. Dari Semarang sorenya saya kontak katanya laku 1, lumayanlah! Tidak lupa saya pesen biar Salma mencoba di sekolah. Besoknya bener 5pcs dibawa, sorenya dengan semangat melaporkan :
"Yah, aku bawa 5 laku semua, 2 dibeli Galuh, 1 Mela, 1 Fira dan yang 1 Bu Wati (gurunya), tapi duitnya menyusul ga papa ya. Ibu kalah to, Yah!", dari Jogja Salma melaporkan penuh semangat. Bahkan beberapa temennya memesan dengan variasi warna yang lain.

Sepulang dari Semarang, Salma sangat antusias menceritakan 'jualannya' lengkap dengan catatan pesanan temannya dan proses tawar menawarnya, termasuk keberaniannya menawarkan kepada Ibu Wati wali kelasnya. Geli juga, sebenarnya sebelum kantong HP dia juga sudah minta dibuatin pembatas buku, kartu nama atau asesoris yang bisa dia tawarin ke temen2nya.

Salma sekarang kelas 3 SD, di kelas bukan rangking 3 besar, fluktuatif rangking 8 - 13. Tapi prestasi yang membanggakan tahun lalu sempat ikut Final Nasional Olimpiade Sains yang diadakan Majalah Sains Kuark yang digagas Prof. Yohanes Surya dengan memisahkan Level 1 untuk kelas 1-2 SD, Level 2 untuk kelas 3-4 dan Level 3 untuk kelas 5-6. Sebelum ke nasional, dia terseleksi 3 tahap di Jogja.
Tahun ini, kembali Salma mengikuti lomba serupa dan sekarang menunggu hasil pengumuman untuk menuju final nasional (mohon doa restu semuanya aja !!).

Saya sendiri tak pernah mentargetkan hasil apa2, cuma saya pesankan lakukan yang terbaik, dan nikmati kesempatan besar tersebut.

Sejak kelas 1 Salma sudah berniat nantinya tidak pingin kerja ke orang lain, kasihan anak2nya kelak (mungkin dia telah merasakan bagaimana ditinggal Ayah-Ibunya kerja). Ketika ditanya Guru atau siapapun tentang cita2nya kelak, dengan mantap dijawab pingin jadi PENULIS dan GURU (tidak harus Guru di kelas, Trainer juga Guru kan).

Selain Sains, Salma emang seneng menulis. Sekarang sedang mengumpulkan puisi dan cerpen. Sudah dua kali puisinya dimuat di buletin lokal. Dan dia termasuk 'Predator Buku' (istilah dia meminjam istilahnya Helvy Tiana Rosa untuk menaggantikan istilah 'Kutu Buku' yang terkesan kecil). Mohon doa restu semuanya, semoga kami mampu membimbing dan mengarahkan menuju amanah ini.

Thursday, April 24, 2008

Akhirnya bisa wedangan di Solo

Dari siang dah woro-woro ke 'Mbak Andhika' saya mau meluncur ke Solo sore, kebetulan ada plan bisnis baru barengan temen (tunggu perkembangan infonya yang Insya Allah akan ada event tanggal 25 Mei). Maghrib dah di-sms Mbak Andhika jadi berangkat ngga, padahal emang rencana berangkat habis Maghrib.

Naik Smash biruku aku berangkat berdua dengan Mas Agus, lengkap dengan sepatu boot AP, jogo2 kalo hujan aja. Tujuan pertama ke Resto Solo-Mio di Jl. Slamet Riyadi samping batik Danarhadi. Resto ini merupakan resto Italy yang dagangannya Pizza Bakar (rodo aneh to, tapi emang konon kabarnya pizza yang legit yang model bakar pake kayu gini bukan pake kompor gas, yo mungkin mirip2 nek Gudeg le masak kudu nganggo kayu gitu deh). Tapi emang aku nyobain legit n crispy banget, lagian beda italian pizza dengan american pizaa kan salah satunya tipis bentuknya ....bener2 mak nyuuuuussss polllll (sayang tiada punya camdig jadi ming iso umuk crito he he).

Setelah ngobrol di Solo-Mio n deal ngadain event tanggal 25 Mei (Insya Allah yakin jadi gerbong duit baru ke belakangnya nanti, mohon mengamini doa ini, mekso ki!!!), segera kontak WBC setelah sebelumnya rodo angel. Dengan GPS manual akhire ketemu juga WBC walaupun sempat rodo kebablasen (tapi nek ra nganggo bingung kan kurang berkesan ha ha).

Di WBC baru ada Mbak Andhika sama mas sopo yo lali aku (maklum kalo kenalan sama cowok terlalu mudah lupa nama, penyakit ki !). Dengan perintah paksa akhire Mbak Riza nyusul, n kita sepakati Mbak Kardi (halah mekso le wagu ki) nyusul di wedangan aja.

Menu wedangan jahe gepuk, susu jahe, sate macem2 m tempe pokoke dibakar. Nuikmat polll ditanggung Mas Vie ngiri dari Jogja nih. Mbak Andhika ming pindah nglekar le turu, ra sopan tenan!. Setelah ngalor ngidul ternyata alarm piala champhion-ku kemarin yang disetel jam 01.40 bunyi, we lha ra kroso ya udah sekalian bubaran aja. Satu sejarah dalam hidupku tercatat : AKU TELAH WEDANGAN DI SOLO, sejarah yang lain pernah tercatat : NDEMOK TUGU JOGJA he he sopo orang Jogja atau yang tinggal di Jogja, yang belum pernah melakukannya?

Thank, konco2 Solo kompak selalu

Monday, April 21, 2008

Tour de Semarang

Dari Jogja berangkat Sabtu pagi pake bis (temen2 berangkat Jumat sore, setelah ternyata sedikit 'curang' mampir hanya untuk 'diobrak-abrik' mindset oleh seorang yang top abiss, tapi sih lah tetep manfaat positif yang dahsyat he he ngiri sebenare tapi emang kalo malem Sabtu Insya Allah aku ga bisa diganggu gugat jadwale untuk upaya 'dandani' ruhani diri.... ceile sok bgt!!!).

Rangkaian tour ke Semarang dimulai setelah mendarat di Semarang 'disesatkan' oleh kondektur bis, tengkiu mas moga aku bener bisa tulus menahan diri untuk tidak misuh atas penyesatannya!!. Nyampe di Pestipal Angkringan disambut temen2 n langsung nyambung aja, rangkaian acara juga langsung nyambung. Motivasi diri dari Pak Yusef Hilmy, dahsyat energi dan pencerahannya. Dialog member TDA (sori banget kalo terpaksa kemarin lontaran omonganku rodo 'jero' n 'njeroke' apa yang dilontarkan oleh Mas Ilik SAS sebelumnya). Tapi kita tetep PISS kok (gayane ky slanker's).
Dialog dengan Pak Har, Pak Bambs, Mas Ilik apalagi Mas Prie GS pada malam sebelum penutupan wah ....ngakak abis n ra sungkan2 misuh A... !! (gaya khas Mas Prie juga Mas Ilik yang selalu 'mrajake' orang sekitare dengan sanjungan2 yang tulus bukan menjilat, padahal beliau berdua ini juga sangat pantas untuk disanjung dan bukan untuk dijilat ha ha muntah!).
Dan dua malem yang selalu 'wareg' adalah mampir sego pecel Mbok SADOR (brand yang unik, mbuh artine opo)) di Simpang Lima.

Dari kelar acara PA, besoknya kita lanjut ke Unissula untuk Goes To Campoes. Dahsyat maaaannn, masuk ruangan dah penuh, nanya ke panitia ada 113 peserta wow rekor nih (maklum mungkin acara bagus cuma CEBAN/sepuluh ribuan, padahal ada Pak Yusef di sesi pertama walaupun hampir 'mutung' he he ternyata motivator juga manusia!!!). Dan setiap gelaran GTC selalu muncul warna-warna baru. Tapi tetep selalu narsis n banci kamera ha ha ha
Yang rada serius mereka minta ada follow up berbentuk bisnis riil n ga cuma simulasi. Itu yang kita semua inginkan RIIL TAKE ACTION syukur DOUBLE ACTION, ora ming Nggambleh thok!! (wadhuh kayane rodo ketularan semarangan atau emang asli Cepu-ne muncul, sebab di jogja biasanya harus kuat ngampet misuh).

Panjang kalo diceritakan, tapi catatan penting yang perlu aku garis bawahi dari tour de Semarang ini :
- menyanjung sangat perlu asal bukan menjilat sebab setidaknya ini untuk mengakui bahwa orang lain itu punya sesuatu yang lebih dengan kata lain sebagai bentuk apresiasi positif, dan yang lebih penting untuk meminimalisir ke-AKU-an diri
- kalo masih tersinggung berarti durung sepenuhnya jadi member TDA (bisa aja Mas Ilik berkata begitu), tapi emang bener sebab masih ada ego AKU yang terusik.
- jangan menunggu menerima untuk memberi, sebab Allah telah banyak memberi dan serakahnya selalu saja kita memaksa meminta dengan mendikte-Nya, sok bener ya manusia. Beri 'ruang' untuk rejeki baru dengan memberikan rejeki yang telah berlimpah diterima untuk diberikan ke yang lain biar yang lain juga berhak merasakannya.
- jangan pake bahasa bisnis dalam berkomunitas, dan jangan pake bahasa komunitas dalam berbisnis, terlebih jangan sampe jeruk memakan jeruk ora mberkahi

Sebenere masih panjang catatannya, tapi saya kira cukup dulu lah. Oya saya masih menunggu STIEKUBANK Semarang yang pingin ngadain GTC juga, cuma karena keburu kemarin ga sempat minta nmr atau email kontak dia, janjinya mereka yang akan kontak.

Semoga semuanya menjadi berkah!!

Monday, April 14, 2008

Sleeve-series: Pilih sendiri warnamu !






Warna terkadang tidak diartikan apa-apa. Tetapi banyak yang memanfaatkan warna sebagai bagian dari identitas, baik diri, institusi, juga korporasi. Sebutkan warna merah, hijau, kuning, orange, ungu untuk mewakili provider seluler di Indonesia, maka yakin semua akan bisa menyebutkan masing2 warna siapa.

Juga sebutkan warna merah, hijau, biru untuk warna partai di Indonesia. Yakin juga warna tsb akan menjadi 'brand' partai tsb.

Ada yang mempercayai warna bagian dari keberuntungan seseorang (baca : fengshui). Tetapi banyak juga yang hanya sekedar "seneng aja!", "lucu sih!", "kayaknya asyik!". Makanya Rattani: Sleeve Series memberikan kebebasan kepada Anda terserah apapun pilihan warnamu. Pilih sendiri warnamu!. Dan juga pilih sendiri apa alasan kenapa itu pilihanmu.

Ada black, white, pink, green, yellow, purple, orange, blue, grey, fuxia, lemon, etc. Sekali lagi, Pilih sendiri warnamu !!!

Sunday, April 6, 2008

Rattani: Sleeve Series

Subhanallah, hari ini tanggal 7 April 2008 akhirnya Rattani-bags bisa launching item Sleeve Series (walaupun belum optimal tampilannya, tapi akan selalu di-update). Untuk sementara masih beberapa item yang bisa dilaunching, setelah ini akan selalu di-update untuk keluaran item terbaru, utamanya yang kombinasi dengan bahan natural (Insya Allah ini akan menjadi kekuatan dan pembeda Sleeve Series keluaran Rattani dengan produk sejenis kepunyaan orang lain).

Karakter sleeve laptop Rattani antara lain :

Slimmy
(kesan tipis) tetapi tidak meninggalkan aspek aman untuk laptop sebab biasanya tersusun atas 4 (empat) lapisan yaitu lapisan luar (synthetic leather, kain katun motif, ataupun bahan tenun natural/handmade), lapisan kedua biasanya busa coldoray 5-8 mm yang memberi aspek empuk dan lembut, lapisan ketiga spon 2-3 mm, dan lapisan dalam dari bahan khusus yang bertekstur soft sehingga aman untuk permukaan bodi laptop

Pilihan warna beragam, baik untuk bahan synthetic leather ataupun nantinya yang berbahan natural, semuanya tersedia lebih dari satu pilihan warna untuk per itemnya. Ini akan memberi kebebasan Anda dalam memilih sesuai karakter masing2.

Waterproof, sebab penggunaan beberapa lapis bahan di atas akan mampu memberi perlindungan keberadaan laptop di dalam sleeve.

Unique, di luar pemakaian bahan synthetic leather, maka sleeve keluaran Rattani menggunakan bahan natural dan handmade. Pengalaman Rattani 'bermain' di natural fashion bags membantu memilih bahan yang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku sleeve ini, sehingga sangatlah menjadi pembeda sleeve ini dengan yang lain.

Kiranya ngga cukup kalo cuma ngeliat di photo produknya, akan lebih bijaksana kalo Anda melihat, meraba, dan menggunakannya langsung sleeve series keluaran Rattani ini. Sehingga Anda akan merasakan langsung kebenaran tulisan di atas.

Thursday, April 3, 2008

Hasil = kejadian + respon

Dalam seminggu ini aku berusaha speedy mengerjakan order sleeve laptop untuk Mbak Evi, sebab aku emang berusaha menjaga kepercayaan pelanggan. Waktu yang disetujui emang maksimal 2 minggu, tapi aku sendiri berusaha kurang dari waktu itu.

Tapi emang udah kuasa Tuhan, malam ini aku ditelepon penjahitku yang menginformasikan bahwa ada kesalahan teknis dalam pemotongan bahan, walaupun tidak semuanya. Ada nada kekhawatiran ketika dia menceritakan kronologis kejadiannya.

Sepertinya aku pantas marah atas kejadian tersebut sebab aku harus menyediakan bahan baku lagi, yang artinya harus ada tambahan ongkos produksi atas kesalahan tersebut. Atau juga bisa aja aku menuntut ganti rugi atas kesalahan yang dia perbuat. Tapi subhanallah....aku masih diberkahi Allah hingga aku masih bisa legowo dan berusaha ikhlas atas apa yang barusan terjadi. Aku menyampaikan ke dia :

"Ya, udah Insya Allah besok aku beliin bahan lagi, yang sudah kepotong di keep dulu aja nanti kita buat kantong HP atau kantong kamera, setidaknya untuk stok produk di Pestipal Angkringan Semarang" jelasku ke dia

Ini aku sharingkan bukan bermaksud sok, atau terkadang dengan sudut pandang yang lain bisa jadi tindakanku tsb dianggap tidak mendidik tanggung jawab. Aku berusaha mengamalkan apa yang pernah disampaikan Mami Ning ketika ketemuan di rumah Pak Bamb beberapa waktu lalu, atau dengan konteks yang analog disampaikan Pak Yusef Hilmy.

Mami Ning menyampaikan tahan diri untuk tidak marah apapun yang terjadi sebab marah memberi aura negatif dan seringkali tidak menyelesaikan masalah. Sebab di balik semua kejadian selalu ada hikmah positif yang bisa kita petik. Tidak perlu dibantah sebab ini masalah ilmu yakin, dan aku berusaha meyakini kebenaran itu.

Sedang Pak Yusef merumuskan : "Hasil = kejadian + respon"
Kejadian tidak bisa kita rubah, kasus di atas artinya bahan telah telah terpotong salah, itu sudah terjadi dan ngga bisa kita rubah ulang kejadiannya (kalo di film mungkin bisa ya, pake semacam mesin waktu he he). Yang bisa kita rubah adalah responnya, apakah mau positif atau negatif.

Insya Allah aku berusaha merespon positif, tokh bahan yang telah terpotong tsb masih bisa kita buat untuk kantong HP atau kamera. Di sini aku berusaha 'bertransaksi' dengan Allah. Aku berusaha pamrih kepada-Nya, keyakinanku Insya Allah aku akan mendapat lebih dari semua ini, entah terbayar besok, lusa, ketika aku masih menghirup udara di dunia atau nanti setelahnya aku mati.

Insya Allah itu kepastian yang dijanjikan-Nya, doakan aku tetap mampu meyakini semua itu. Tapi emang Allah takkan pernah bohong, itu PASTI !!!

Monday, March 31, 2008

Setengah Malam Bersama Pak Yusef Hilmi

Dari tulisan Pak Yusuf (http://madurejo. wordpress. com)

Bila niat untuk memulai sebuah usaha atau bisnis sudah muncul (niat untuk menjadi TDA), tetapi kebingungan hendak memulai dari mana atau mau menggarap bidang apa, maka salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah menemukan apa yang sebenarnya menjadi kesukaan kita.
Kesukaan yang benar-benar kita sukai (sebab ada kesukaan yang sebenarnya tidak atau belum benar-benar kita sukai atau masih ”terkontaminasi” dengan kesukaan orang lain yang sepertinya kita juga menyukainya) .
Dalam istilah sekarang, kita sering menemui istilah : bisnis bermula dari hobi atau hobi yang dikembangkan menjadi bisnis.

Bila sesuatu itu benar-benar kita sukai dan telah menyatu kedalam ruh atau jiwa dalam keseharian kita, maka biasanya kita rela untuk melakukan apa saja demi sesuatu yang kita sukai itu. Seringkali kita rela berkorban waktu, tenaga dan pikiran, bahkan tidak merasa sayang untuk mengeluarkan biaya demi kesukaan kita. Menghasilkan keuntungan atau tidak, acapkali bukan menjadi ukurannya.

Setelah itu, tahap selanjutnya adalah mencari celah dan kemungkinan (lebih tepat disebut peluang) bagaimana mendayagunakan agar kesukaan kita itu bisa menghasilkan uang atau keuntungan. Sekedar mengambil contoh : seorang yang sukanya bicara, kemudian mengembangkan diri sebagai pembicara atau pengajar.
Seorang yang hobi menjahit atau menyulam, kemudian mencoba menjual hasil karyanya sendiri atau menghimpun karya orang lain untuk dijualkan. Seorang yang hobi mengutak-atik komputer, lalu menjual jasa reparasi atau membuka kios komputer dan asesorisnya. Dan, masih ada ribuan contoh lainnya.

Demikian salah satu butir yang disampaikan oleh Pak Yusef J. Hilmi, seorang trainer Mindset Motivator dalam salah satu kesempatan ngobrol-ngobrol dengan komunitas TDA (Tangan Di Atas) di Yogyakarta, hari Kamis malam (27 Maret 2008) yang lalu.
Setidak-tidaknya, Pak Yusef yang memang hobi bicara, bercerita dan ngobrol ini, bercerita tentang pengalamannya sendiri. Bagaimana beliau yang sebelumnya adalah seorang PNS lalu nekat banting setir hingga akhirnya menjadi seorang trainer dan pembicara yang tergolong sukses. Terbukti hingga saat ini beliau kesulitan mencari waktu kosong, karena jadwal permintaan untuk mengisi berbagai forum pelatihan dan pengembangan terus berdatangan.

Hal kedua yang ingin ditekankan oleh Pak Yusef adalah hendaknya jangan ”pelit” untuk berbagi. Meski keahlian atau keterampilan atas apa yang mula-mula menjadi kesukaan kita itu bisa mendatangkan uang, kita tetap perlu membagikan dan memberikan kepada siapa saja yang
membutuhkan keahlian atau keterampilan itu (dalam konteks membantu orang lain, yang dalam terminologi agama sering disebut dengan sedekah). Meski terkadang tidak dibayar dan bahkan malah nombok. Hal yang terakhir itu hanya mungkin dilakukan jika keahlian atau keterampilan itu memang berasal dari sesuatu yang memang kita sukai, sesuatu yang telah menjiwa dalam
diri kita.

Hanya dengan memberi maka kita boleh berharap akan menerima. Semakin banyak memberi maka semakin kita boleh berharap untuk menerima lebih banyak lagi.
Jangan menunggu untuk mempunyai lebih dahulu, baru merencana untuk memberi. Sebab, menjadi sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup untuk mempunyai, hingga akhirnya dikhawatirkan malah menjadi tidak pernah memberi apa-apa. Memberi sebagai perwujudan dari upaya menebar rahmat kepada alam sekitar kita, tidak perduli siapapun atau apapun yang ada di sekitar kita itu.

***

Beruntung sekali saya sempat bergabung dengan teman-teman dari komunitas TDA Joglo (Jogja, Solo dan sekitarnya). Sebagai warga baru di komunitas TDA, kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan Pak Yusef Hilmi adalah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Sebagai seorang trainer dan pembicara yang sering dipercaya untuk memberi pembekalan kepada jajaran karyawan di berbagai perusahaan, tentunya menyimpan banyak hal yang pantas untuk didengarkan pengalamannya terutama dalam usaha pengembangan diri maupun bisnis yang saya dan rekan-rekan tekuni.

Maka kepada Pak Yusef, saya dan teman-teman di TDA Joglo pun ngangsu kaweruh (berguru) tentang banyak hal. Tentang motivasi diri, tentang komunikasi bisnis, tentang strategi pemasaran, tentang filosofi hidup, dan segala macam seluk-beluk dan celah-celahnya. Tidak
cukup rasanya membicarakan semua itu hanya dalam waktu setengah malam atau beberapa jam saja. Kalau tidak karena Pak Yusef esok harus terbang ke Balikpapan pagi-pagi, rasanya malam itu kami akan wayangan (begadang).

Pokok bahasan lain yang sepertinya melecut semangat kami yang hadir, antara lain adalah tentang keberadaan kami masing-masing di dalam komunitas TDA. Komunitas yang di antara warganya memilik visi usaha, bisnis atau jiwa enterpreneurship yang sama. Tidak perduli
seberapa besar atau kecil skalanya.

Pak Yusef meyakinkan bahwa kami sudah berada di wadah yang tepat (on the right track). Diibaratkan oleh Pak Yusef bahwa kami sesama warga TDA sudah berada pada gelombang atau frekuensi yang sama. Sehingga apapun pokok bahasan yang dibicarakan, akan bertolak dari
landasan berpikir dan menuju ke muara yang sama visinya. Lebih mudah mendefinisikan dan lalu mencari solusi atas suatu masalah atau menangkap peluang-peluang, jika masing-masing orang atau individu itu sudah memiliki gelombang pikiran yang sama. Tinggal bagaimana masing-masing warga TDA ini mendayagunakannya untuk mengejar kesuksesan atau menggapai apa yang diimpikannya.

***

Diskusi belum selesai, dan mudah-mudahan tidak akan pernah selesai. Dengan begitu maka kita dan siapa saja menjadi terdorong untuk terus belajar dan belajar. Rencana-rencana lanjutan pun disiapkan. Bulan April ini rekan-rekan di TDA Semarang akan punya hajatan besar. Maka agenda kolaborasi TDA Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya, sedang digagas lebih lanjut.

Ke Semarang Pak Yusef berikutnya akan menuju. Di sana akan digelar Pestipal Angkringan bersama teman-teman dari JRU (Jaringan Rumah Usaha) Semarang, lalu ada TDA GTC Unissula (Goes to Campus Universitas Islam Sultan Agung), dan Pak Yusef pun akan kembali membagi ilmu dan pengalamannya.

Terima kasih Pak Yusef. Kami sangat menghargai waktu dan ketulusan Jenengan untuk berbagi dan berada di tengah warga TDA Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya. Keluarbiasaan Anda tidak cukup terwakili hanya dengancatatan pedek ini.

Thursday, March 27, 2008

Orang Bodoh vs Orang Pintar

Mungkin Anda pernah membaca ini, tapi nggak ada salahnya dibaca lagi terutama bagi temen2 yang masih jadi buruh (bahasa halusnya 'karyawan')

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya di bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bod oh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.
Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh.

Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu di dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar "meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap di berikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill Gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford),
Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group).
Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka.
Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.


PERTANYAAN :
Jadi mending jadi orang pinter atau orang bodoh??
Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
Mulia mana antara orang pinter atau orang bodoh??
Susah mana antara orang pinter atau orang bodoh??


KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh. Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah "resiko" dan "berusaha", karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh. Tragis atau Ironis???

Lembah Lolipop

Diambil dari postingan Pak Harmanto (semoga menjadi inspirasi)

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni- warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen- permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan

"Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop.

Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itubertanya kepada Bob,

"Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat."

Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu,

"Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.

"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali.. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya. Kenapa kamu memanggil saya?"tanya Bob.

"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali! "

Bib bercerita panjang lebar kepada Bob.

"Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-haly ang lucu. Kami tertawa bersama" Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen- permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyakpermen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya denganberbagi dan berbahagia."

Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali."

Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob dilembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia?
Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab,

"Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah. .. nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya.... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya.. . nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar..."

Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa'nanti' bahagia.

Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat...
target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran ; memelanka n ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri.
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang.

Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

Thursday, March 20, 2008

Order datang lagi !!

Subhanallah atas segala kemudahan dan keberkahan yang diberikan Allah atas jalan pilihan yang telah ditetapkan untuk saya setelah menjadi full TDA.

Saat saya sedang menyiapkan order untuk seorang buyer Jakarta, kembali emailku terbaca ada order dari Batam. Biarpun nilainya tidak sebesar order yang pertama tapi ini suatu keberkahan, terlebih buyer yang ini bisa membuka link ke Malaysia dan Singapura. Belum lagi beberapa respon atas produkku (minimal permintaan catalog-mail).

Saat inipun aku sedang berpacu waktu untuk menyiapkan sleeve laptop atas pesanan Mbak Evi (always speedy with me !!). Article ini saya sangat yakin bisa bener2 menjadi happy problem nantinya di luar natural bags. Biar pun saat ini pun saya juga lagi nyiapin kombinasi bahan sintetis dengan bahan natural untuk item sleeve laptop ini (tunggu deh launching-nya ini Insya Allah bisa menjadi pembeda dengan produk sejenis).

Ketika nyari bahan untuk kombinasi ini, salah satu suplier bahan saya bahkan menawarkan beberapa motif bahan yang bisa saya pake. Ketika saya tanya,

"Gimana Bu nanti itungannya?"

"Bawa aja Mas Joko, nanti kalo udah laku aja dibayar, saya seneng kok Mas Joko berani mandiri sebab saya lihat jenengan punya potensi", jawabnya

Subhanallah...saya terkadang masih tersenyum malu ketika mengingat cara Allah memaksa saya memilih jalan TDA ini. Sungguh cara yang saya anggap sebagai 'pemaksaan yang sangat elegan' setelah sebelumnya selalu tertunda dan mundur. Bahkan sebenarnya saya sempat ragu untuk memilih tas (biarpun pengalaman dan pengetahuan tentang produk tas khususnya natural sebenarnya termasuk cukup untuk sebuah pilihan menjadi full TDA). Ada beberapa alasan saya ragu di tas, sempat berpikir untuk banting stir. Tapi ketika saya konsultasikan ke Guru, beliau berpesan singkat,"Kamu punya peluang di tas!"

Sebelumnya saya sempat bermimpi, salah satu Guru saya yang telah meninggal berpesan :

"Nak, segera buka usaha sendiri, sebab bukan untuk dirimu aja tapi berpikir untuk orang lain juga. Sebab ketika kamu bisa mencukupi orang lain tentu kamu juga tercukupi, lain kalo kamu berpikir untuk pribadi belum tentu bisa mencukupi orang lain"

Mohon doa dari semuanya, semoga saya mampu menjaga amanah ini.

Monday, March 10, 2008

Apa yang paling dekat dg diri kita?

Dikutip dari postingan Mbak Evi TDA Joglo :

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (Teka Teki ) :

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ? "
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ? "
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan
perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ? "
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab = " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Saturday, March 8, 2008

Winning-ku !!

Entah ini termasuk small atau big winning, yang jelas bagi saya ini sesuatu yang Ruaarrr biasa ketika saya memutuskan resign menjadi full TDA minggu ketika bulan kemarin. Insya Allah jalan terasa begitu lapang, bahkan saking asyiknya sampe lupa kalo tanggal 7 Maret kemarin libur nasional he he jadi geli juga.

Minggu kemarin ketemu dengan buyer pertama order tas natural-ku, bahkan alhamdulillah sekitar 20 item sample diorder. Lumayan banyak dan lumayan rumit, tapi aku yakin semuanya BISA!!!. Emang karena baru sample jadi total kuantitinya belum banyak, tahap sample sementara 2pcs/item baru kemudian nanti nyusul 10pcs/item dan berapa nilainya juga belum bisa diitung sekarang, tapi yang jelas bagi saya ini jalan yang begitu lebar. Tapi kalo ngeliat pilihan bahan dan kerumitan itemnya, sepertinya nilainya tidak kurang dari 15jt. Nilai yang lumayan besar untuk first order bagi saya yang bener2 baru mulai sendiri, walaupun pengalaman di bidang tas natural Insya Allah lumayan lama, terlebih di kantor sebelumnya yang juga bergerak di tas natural aku juga ngurusi mulai pemilihan bahan, asesoris, ke suplier, juga desain hampir semuanya aku terlibat dan bertanggung jawab. Jadi Insya Allah gampangannya, kalo kemarin tiap ada order aku hanya mendapatkan gaji bulanan dari owner berapapun margin yang didapatkan dari order tsb, sekarang Insya Allah hampir semua margin beralih ke kantongku (dan Insya Allah sebagian bisa ngikut ngisi kas TDA Joglo he he), sedangkan pekerjaannya dari A sampai Z-nya juga hampir sama antara di kantor dan sekarang sendiri.

Berbarengan dengan penyiapan order natural tsb, aku juga kejar2an waktu dengan mbak Evi (salah satu member TDA Joglo) yang ngebantu market produkku. Dia telah siap dengan market sleeve laptop, tahap awal emang belum pake bahan natural, masih masuk pake bahan sintetis semua, tapi yang saya sangat salut dengan dia dan selalu membuatku selalu bersemangat tiap sms ditutup dengan ; SPEEDY with Me !! Semoga aja aku nggak keteter, aku harus bener2 mengoptimalkan semua resource yang ada, sebab dia telah menyuguhkan 100pcs per item, WOW Ruuarr biasa juga.

Setelah kemarin Sabtu aku ngikut sibuk Peringatan 1000 hari meninggalnya bapak mertua di Wonosari-Gunungkidul, hari ini terasa sayang untuk libur, aku nyiapin pola untuk sample2 baru sleeve laptop. Termasuk pola kombinasi dengan bahan natural, sepertinya yang bisa kepake bahan tenun tradisonal, Mbak!

Satu lagi yang tempo hari juga sudah email untuk siap order dari Batam. Bener2 semuanya Happy Problem!! tapi uaaasyiiik polllll

Friday, February 29, 2008

Mati

Innalillaahi Wainnailaahirojiuun…

Hari ini Gito Rollies, artis dan terakhir menjadi pendakwah meninggal dunia. Hari ini tentunya tidak hanya seorang Gito Rollies yang akan dikuburkan, maksud saya tiap hari selalu ada yang meninggal seperti halnya selalu ada yang terlahir.

Satu lagi bukti WAKTU mutlak menjadi rahasia Allah sebagai pemegang hak prerogative. Tidak hanya kematian, kemiskinan, kesuksesan, rejeki dll urusan waktunya hanya Allah Yang Maha Tahu. Sebagai hamba-Nya kita hanya dituntut berikhtiar dengan keyakinan dan keikhlasan sebab itu bagian dari syariah yang harus dijalani.

Satu catatan : kita terlahir dan hidup dalam kemiskinan bukanlah kesalahan, tetapi mati dalam kemiskinan itu baru kesalahan. Sebab Allah telah mengajarkan bahwa tiap waktu kita harus lebih baik dari waktu sebelumnya, bukan sama apalagi lebih buruk. Dan ketika waktu mati tiba, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk memperbaiki.

Alangkah indahnya ketika kita mampu mengisi lembar demi lembar catatan hidup kita dengan kebaikan, kesuksesan sampai waktu ajal tiba. Kalaupun dalam perjalanan catatan kita ada yang buruk, segeralah diakhiri dengan kebaikan. Dan hendaknya kematian menjadi episode akhir yang happy ending, khusnul khotimah !!

Tuesday, February 26, 2008

Jangan Pernah Setori Saya

Semoga kutipan dibawah ini menjadi berita yang menggembirakan untuk perkembangan Indonesia ke depan dan kita doakan beliaunya selalu dilimpahi keberkahan dari-Nya, hingga keberkahannya juga menular kepada yang lain :

Pikiran Rakyat, Edisi 10 Februari 2008
RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H.,M.Sc., mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB. Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya "galak" dan "menyentak". Saking "galaknya", anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan mereka menjalani perintah tersebut.

Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). "Tidak perlu ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan masyarakat. Bukan sebaliknya, malah
ingin dilayani," tutur pria kelahiran Pagaralam, Sumatera Selatan itu.

Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.

Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan membersihkan diri dari pungli. "Kalau minggu depan masih ada yang nakal, saatnya main copot-copotan jabatan," kata suami dari Ny. Herawati itu.
Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas. Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji besi.

Berikut petikan wawancara wartawan "PR" Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi. Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi? Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan. Terbayang 'kan betapa sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis.

Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang rakyat. Ada kepuasan batin. Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan pungli saat masuk ke Polda Jabar?

Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli, terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita, sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi.

Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya "bersihkan" dulu di dalam, baru membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi, tamatlah republik ini.

Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya.

Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang melayani pembuatan akte kelahiran.. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi di kantor itu. Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusaha-pengusaha, mengambil jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu, saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka.

Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya, tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja. Tinggal copot saja orang tertinggi di instansi itu. Untuk program "bersih-bersih" itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan? Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau perlu, tulis gede-gede itu di koran. Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan.
Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi. Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama?

Hahaha.... (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya.
Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala projek, dan rekanan. Itu saja. Jadi, kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah jabatan. Contohnya saja posisi kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi kapolda.
Ibaratnya, tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak habis tujuh turunan. Gaji saya saja
sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya.

Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus korupsi?
Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar. Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap "bermain" bagaimana bisa dipercaya. Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk.

Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari polsek hingga ke polda. Untuk apa?
Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk. Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya. Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara. Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda, misalnya kasus teror dan korupsi. Soal laporboleh di mana saja. Kita juga harus mempertanggungjawab kan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik
ini, ini, dan ini. Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliut-pabaliut. Mungkin, bagi sebagian orang, pabaliut itu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak?

Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim. Menurut Anda?
Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok pahlawan. Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat
serse setor ke kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran.
Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan. Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta.
Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha. Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan kepolisian? Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik.
Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng , tetapi anak buah yang dipimpinnya korupsi dan
memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar. Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan) , sementara rakyat macet. Itu juga korupsi. Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan pelacur. ***