Sunday, April 27, 2008

TDA Junior (mulai) muncul

Maaf, tulisan ini sekedar sharing aja mungkin yang lain pun punya cerita yang hampir2 mirip yang bisa disharingkan (termasuk TDA Juniornya Mas Wawang Semarang).

Sebelum berangkat Tour de Semarang saya mencoba menantang istri dan anak saya Salma untuk mencoba menawarkan kantong HP dari bahan rajut nylon (handmade juga dari suplier saya yang sesaat lalu sudah hampir putus asa meneruskan usahanya setelah mengalami 'ketidakberuntungan', bahkan beberapa sisa bahan baku siap dibakar). Alhamdulillah, dia siap bangkit lagi dan Insya Allah saya termasuk yang siap membantu memasarkannya, semoga diberi Allah jalan lapang sebab dibelakangnya berjejer pengrajin yang mengantungkan hidup darinya.

Kembali ke laptop !! Respon tawaran saya tersebut antara anak dan ibunya berbeda. Ibunya bilang :
"Yah, temen2 kantorku sukanya yang kantong isi dua, yang gini , yang gitu..." intinya ada keraguan dia mencoba.
Salma langsung menjawab :
"Ngapain susah mencoba to Bu, paling apes ditolak to, padune Ibu ga berani to"
Geli juga mendengarnya, saya coba meyakinkan istri :
"Senengane kok men-justifikasi, belum tentu temenmu berpendapat sama dengan jenengan, sebab dia kan punya anak, adik dan lain2, lagian jenengan menawarkan paket catering di kantor yang berharga puluhan juta aja bisa, ini yang 15 - 20 ribu aja ga berani, malu sama Salma"

Singkatnya, saya tinggalin 6 pcs kantong HP ke istri. Dari Semarang sorenya saya kontak katanya laku 1, lumayanlah! Tidak lupa saya pesen biar Salma mencoba di sekolah. Besoknya bener 5pcs dibawa, sorenya dengan semangat melaporkan :
"Yah, aku bawa 5 laku semua, 2 dibeli Galuh, 1 Mela, 1 Fira dan yang 1 Bu Wati (gurunya), tapi duitnya menyusul ga papa ya. Ibu kalah to, Yah!", dari Jogja Salma melaporkan penuh semangat. Bahkan beberapa temennya memesan dengan variasi warna yang lain.

Sepulang dari Semarang, Salma sangat antusias menceritakan 'jualannya' lengkap dengan catatan pesanan temannya dan proses tawar menawarnya, termasuk keberaniannya menawarkan kepada Ibu Wati wali kelasnya. Geli juga, sebenarnya sebelum kantong HP dia juga sudah minta dibuatin pembatas buku, kartu nama atau asesoris yang bisa dia tawarin ke temen2nya.

Salma sekarang kelas 3 SD, di kelas bukan rangking 3 besar, fluktuatif rangking 8 - 13. Tapi prestasi yang membanggakan tahun lalu sempat ikut Final Nasional Olimpiade Sains yang diadakan Majalah Sains Kuark yang digagas Prof. Yohanes Surya dengan memisahkan Level 1 untuk kelas 1-2 SD, Level 2 untuk kelas 3-4 dan Level 3 untuk kelas 5-6. Sebelum ke nasional, dia terseleksi 3 tahap di Jogja.
Tahun ini, kembali Salma mengikuti lomba serupa dan sekarang menunggu hasil pengumuman untuk menuju final nasional (mohon doa restu semuanya aja !!).

Saya sendiri tak pernah mentargetkan hasil apa2, cuma saya pesankan lakukan yang terbaik, dan nikmati kesempatan besar tersebut.

Sejak kelas 1 Salma sudah berniat nantinya tidak pingin kerja ke orang lain, kasihan anak2nya kelak (mungkin dia telah merasakan bagaimana ditinggal Ayah-Ibunya kerja). Ketika ditanya Guru atau siapapun tentang cita2nya kelak, dengan mantap dijawab pingin jadi PENULIS dan GURU (tidak harus Guru di kelas, Trainer juga Guru kan).

Selain Sains, Salma emang seneng menulis. Sekarang sedang mengumpulkan puisi dan cerpen. Sudah dua kali puisinya dimuat di buletin lokal. Dan dia termasuk 'Predator Buku' (istilah dia meminjam istilahnya Helvy Tiana Rosa untuk menaggantikan istilah 'Kutu Buku' yang terkesan kecil). Mohon doa restu semuanya, semoga kami mampu membimbing dan mengarahkan menuju amanah ini.

Thursday, April 24, 2008

Akhirnya bisa wedangan di Solo

Dari siang dah woro-woro ke 'Mbak Andhika' saya mau meluncur ke Solo sore, kebetulan ada plan bisnis baru barengan temen (tunggu perkembangan infonya yang Insya Allah akan ada event tanggal 25 Mei). Maghrib dah di-sms Mbak Andhika jadi berangkat ngga, padahal emang rencana berangkat habis Maghrib.

Naik Smash biruku aku berangkat berdua dengan Mas Agus, lengkap dengan sepatu boot AP, jogo2 kalo hujan aja. Tujuan pertama ke Resto Solo-Mio di Jl. Slamet Riyadi samping batik Danarhadi. Resto ini merupakan resto Italy yang dagangannya Pizza Bakar (rodo aneh to, tapi emang konon kabarnya pizza yang legit yang model bakar pake kayu gini bukan pake kompor gas, yo mungkin mirip2 nek Gudeg le masak kudu nganggo kayu gitu deh). Tapi emang aku nyobain legit n crispy banget, lagian beda italian pizza dengan american pizaa kan salah satunya tipis bentuknya ....bener2 mak nyuuuuussss polllll (sayang tiada punya camdig jadi ming iso umuk crito he he).

Setelah ngobrol di Solo-Mio n deal ngadain event tanggal 25 Mei (Insya Allah yakin jadi gerbong duit baru ke belakangnya nanti, mohon mengamini doa ini, mekso ki!!!), segera kontak WBC setelah sebelumnya rodo angel. Dengan GPS manual akhire ketemu juga WBC walaupun sempat rodo kebablasen (tapi nek ra nganggo bingung kan kurang berkesan ha ha).

Di WBC baru ada Mbak Andhika sama mas sopo yo lali aku (maklum kalo kenalan sama cowok terlalu mudah lupa nama, penyakit ki !). Dengan perintah paksa akhire Mbak Riza nyusul, n kita sepakati Mbak Kardi (halah mekso le wagu ki) nyusul di wedangan aja.

Menu wedangan jahe gepuk, susu jahe, sate macem2 m tempe pokoke dibakar. Nuikmat polll ditanggung Mas Vie ngiri dari Jogja nih. Mbak Andhika ming pindah nglekar le turu, ra sopan tenan!. Setelah ngalor ngidul ternyata alarm piala champhion-ku kemarin yang disetel jam 01.40 bunyi, we lha ra kroso ya udah sekalian bubaran aja. Satu sejarah dalam hidupku tercatat : AKU TELAH WEDANGAN DI SOLO, sejarah yang lain pernah tercatat : NDEMOK TUGU JOGJA he he sopo orang Jogja atau yang tinggal di Jogja, yang belum pernah melakukannya?

Thank, konco2 Solo kompak selalu

Monday, April 21, 2008

Tour de Semarang

Dari Jogja berangkat Sabtu pagi pake bis (temen2 berangkat Jumat sore, setelah ternyata sedikit 'curang' mampir hanya untuk 'diobrak-abrik' mindset oleh seorang yang top abiss, tapi sih lah tetep manfaat positif yang dahsyat he he ngiri sebenare tapi emang kalo malem Sabtu Insya Allah aku ga bisa diganggu gugat jadwale untuk upaya 'dandani' ruhani diri.... ceile sok bgt!!!).

Rangkaian tour ke Semarang dimulai setelah mendarat di Semarang 'disesatkan' oleh kondektur bis, tengkiu mas moga aku bener bisa tulus menahan diri untuk tidak misuh atas penyesatannya!!. Nyampe di Pestipal Angkringan disambut temen2 n langsung nyambung aja, rangkaian acara juga langsung nyambung. Motivasi diri dari Pak Yusef Hilmy, dahsyat energi dan pencerahannya. Dialog member TDA (sori banget kalo terpaksa kemarin lontaran omonganku rodo 'jero' n 'njeroke' apa yang dilontarkan oleh Mas Ilik SAS sebelumnya). Tapi kita tetep PISS kok (gayane ky slanker's).
Dialog dengan Pak Har, Pak Bambs, Mas Ilik apalagi Mas Prie GS pada malam sebelum penutupan wah ....ngakak abis n ra sungkan2 misuh A... !! (gaya khas Mas Prie juga Mas Ilik yang selalu 'mrajake' orang sekitare dengan sanjungan2 yang tulus bukan menjilat, padahal beliau berdua ini juga sangat pantas untuk disanjung dan bukan untuk dijilat ha ha muntah!).
Dan dua malem yang selalu 'wareg' adalah mampir sego pecel Mbok SADOR (brand yang unik, mbuh artine opo)) di Simpang Lima.

Dari kelar acara PA, besoknya kita lanjut ke Unissula untuk Goes To Campoes. Dahsyat maaaannn, masuk ruangan dah penuh, nanya ke panitia ada 113 peserta wow rekor nih (maklum mungkin acara bagus cuma CEBAN/sepuluh ribuan, padahal ada Pak Yusef di sesi pertama walaupun hampir 'mutung' he he ternyata motivator juga manusia!!!). Dan setiap gelaran GTC selalu muncul warna-warna baru. Tapi tetep selalu narsis n banci kamera ha ha ha
Yang rada serius mereka minta ada follow up berbentuk bisnis riil n ga cuma simulasi. Itu yang kita semua inginkan RIIL TAKE ACTION syukur DOUBLE ACTION, ora ming Nggambleh thok!! (wadhuh kayane rodo ketularan semarangan atau emang asli Cepu-ne muncul, sebab di jogja biasanya harus kuat ngampet misuh).

Panjang kalo diceritakan, tapi catatan penting yang perlu aku garis bawahi dari tour de Semarang ini :
- menyanjung sangat perlu asal bukan menjilat sebab setidaknya ini untuk mengakui bahwa orang lain itu punya sesuatu yang lebih dengan kata lain sebagai bentuk apresiasi positif, dan yang lebih penting untuk meminimalisir ke-AKU-an diri
- kalo masih tersinggung berarti durung sepenuhnya jadi member TDA (bisa aja Mas Ilik berkata begitu), tapi emang bener sebab masih ada ego AKU yang terusik.
- jangan menunggu menerima untuk memberi, sebab Allah telah banyak memberi dan serakahnya selalu saja kita memaksa meminta dengan mendikte-Nya, sok bener ya manusia. Beri 'ruang' untuk rejeki baru dengan memberikan rejeki yang telah berlimpah diterima untuk diberikan ke yang lain biar yang lain juga berhak merasakannya.
- jangan pake bahasa bisnis dalam berkomunitas, dan jangan pake bahasa komunitas dalam berbisnis, terlebih jangan sampe jeruk memakan jeruk ora mberkahi

Sebenere masih panjang catatannya, tapi saya kira cukup dulu lah. Oya saya masih menunggu STIEKUBANK Semarang yang pingin ngadain GTC juga, cuma karena keburu kemarin ga sempat minta nmr atau email kontak dia, janjinya mereka yang akan kontak.

Semoga semuanya menjadi berkah!!

Monday, April 14, 2008

Sleeve-series: Pilih sendiri warnamu !






Warna terkadang tidak diartikan apa-apa. Tetapi banyak yang memanfaatkan warna sebagai bagian dari identitas, baik diri, institusi, juga korporasi. Sebutkan warna merah, hijau, kuning, orange, ungu untuk mewakili provider seluler di Indonesia, maka yakin semua akan bisa menyebutkan masing2 warna siapa.

Juga sebutkan warna merah, hijau, biru untuk warna partai di Indonesia. Yakin juga warna tsb akan menjadi 'brand' partai tsb.

Ada yang mempercayai warna bagian dari keberuntungan seseorang (baca : fengshui). Tetapi banyak juga yang hanya sekedar "seneng aja!", "lucu sih!", "kayaknya asyik!". Makanya Rattani: Sleeve Series memberikan kebebasan kepada Anda terserah apapun pilihan warnamu. Pilih sendiri warnamu!. Dan juga pilih sendiri apa alasan kenapa itu pilihanmu.

Ada black, white, pink, green, yellow, purple, orange, blue, grey, fuxia, lemon, etc. Sekali lagi, Pilih sendiri warnamu !!!

Sunday, April 6, 2008

Rattani: Sleeve Series

Subhanallah, hari ini tanggal 7 April 2008 akhirnya Rattani-bags bisa launching item Sleeve Series (walaupun belum optimal tampilannya, tapi akan selalu di-update). Untuk sementara masih beberapa item yang bisa dilaunching, setelah ini akan selalu di-update untuk keluaran item terbaru, utamanya yang kombinasi dengan bahan natural (Insya Allah ini akan menjadi kekuatan dan pembeda Sleeve Series keluaran Rattani dengan produk sejenis kepunyaan orang lain).

Karakter sleeve laptop Rattani antara lain :

Slimmy
(kesan tipis) tetapi tidak meninggalkan aspek aman untuk laptop sebab biasanya tersusun atas 4 (empat) lapisan yaitu lapisan luar (synthetic leather, kain katun motif, ataupun bahan tenun natural/handmade), lapisan kedua biasanya busa coldoray 5-8 mm yang memberi aspek empuk dan lembut, lapisan ketiga spon 2-3 mm, dan lapisan dalam dari bahan khusus yang bertekstur soft sehingga aman untuk permukaan bodi laptop

Pilihan warna beragam, baik untuk bahan synthetic leather ataupun nantinya yang berbahan natural, semuanya tersedia lebih dari satu pilihan warna untuk per itemnya. Ini akan memberi kebebasan Anda dalam memilih sesuai karakter masing2.

Waterproof, sebab penggunaan beberapa lapis bahan di atas akan mampu memberi perlindungan keberadaan laptop di dalam sleeve.

Unique, di luar pemakaian bahan synthetic leather, maka sleeve keluaran Rattani menggunakan bahan natural dan handmade. Pengalaman Rattani 'bermain' di natural fashion bags membantu memilih bahan yang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku sleeve ini, sehingga sangatlah menjadi pembeda sleeve ini dengan yang lain.

Kiranya ngga cukup kalo cuma ngeliat di photo produknya, akan lebih bijaksana kalo Anda melihat, meraba, dan menggunakannya langsung sleeve series keluaran Rattani ini. Sehingga Anda akan merasakan langsung kebenaran tulisan di atas.

Thursday, April 3, 2008

Hasil = kejadian + respon

Dalam seminggu ini aku berusaha speedy mengerjakan order sleeve laptop untuk Mbak Evi, sebab aku emang berusaha menjaga kepercayaan pelanggan. Waktu yang disetujui emang maksimal 2 minggu, tapi aku sendiri berusaha kurang dari waktu itu.

Tapi emang udah kuasa Tuhan, malam ini aku ditelepon penjahitku yang menginformasikan bahwa ada kesalahan teknis dalam pemotongan bahan, walaupun tidak semuanya. Ada nada kekhawatiran ketika dia menceritakan kronologis kejadiannya.

Sepertinya aku pantas marah atas kejadian tersebut sebab aku harus menyediakan bahan baku lagi, yang artinya harus ada tambahan ongkos produksi atas kesalahan tersebut. Atau juga bisa aja aku menuntut ganti rugi atas kesalahan yang dia perbuat. Tapi subhanallah....aku masih diberkahi Allah hingga aku masih bisa legowo dan berusaha ikhlas atas apa yang barusan terjadi. Aku menyampaikan ke dia :

"Ya, udah Insya Allah besok aku beliin bahan lagi, yang sudah kepotong di keep dulu aja nanti kita buat kantong HP atau kantong kamera, setidaknya untuk stok produk di Pestipal Angkringan Semarang" jelasku ke dia

Ini aku sharingkan bukan bermaksud sok, atau terkadang dengan sudut pandang yang lain bisa jadi tindakanku tsb dianggap tidak mendidik tanggung jawab. Aku berusaha mengamalkan apa yang pernah disampaikan Mami Ning ketika ketemuan di rumah Pak Bamb beberapa waktu lalu, atau dengan konteks yang analog disampaikan Pak Yusef Hilmy.

Mami Ning menyampaikan tahan diri untuk tidak marah apapun yang terjadi sebab marah memberi aura negatif dan seringkali tidak menyelesaikan masalah. Sebab di balik semua kejadian selalu ada hikmah positif yang bisa kita petik. Tidak perlu dibantah sebab ini masalah ilmu yakin, dan aku berusaha meyakini kebenaran itu.

Sedang Pak Yusef merumuskan : "Hasil = kejadian + respon"
Kejadian tidak bisa kita rubah, kasus di atas artinya bahan telah telah terpotong salah, itu sudah terjadi dan ngga bisa kita rubah ulang kejadiannya (kalo di film mungkin bisa ya, pake semacam mesin waktu he he). Yang bisa kita rubah adalah responnya, apakah mau positif atau negatif.

Insya Allah aku berusaha merespon positif, tokh bahan yang telah terpotong tsb masih bisa kita buat untuk kantong HP atau kamera. Di sini aku berusaha 'bertransaksi' dengan Allah. Aku berusaha pamrih kepada-Nya, keyakinanku Insya Allah aku akan mendapat lebih dari semua ini, entah terbayar besok, lusa, ketika aku masih menghirup udara di dunia atau nanti setelahnya aku mati.

Insya Allah itu kepastian yang dijanjikan-Nya, doakan aku tetap mampu meyakini semua itu. Tapi emang Allah takkan pernah bohong, itu PASTI !!!