Monday, March 31, 2008

Setengah Malam Bersama Pak Yusef Hilmi

Dari tulisan Pak Yusuf (http://madurejo. wordpress. com)

Bila niat untuk memulai sebuah usaha atau bisnis sudah muncul (niat untuk menjadi TDA), tetapi kebingungan hendak memulai dari mana atau mau menggarap bidang apa, maka salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah menemukan apa yang sebenarnya menjadi kesukaan kita.
Kesukaan yang benar-benar kita sukai (sebab ada kesukaan yang sebenarnya tidak atau belum benar-benar kita sukai atau masih ”terkontaminasi” dengan kesukaan orang lain yang sepertinya kita juga menyukainya) .
Dalam istilah sekarang, kita sering menemui istilah : bisnis bermula dari hobi atau hobi yang dikembangkan menjadi bisnis.

Bila sesuatu itu benar-benar kita sukai dan telah menyatu kedalam ruh atau jiwa dalam keseharian kita, maka biasanya kita rela untuk melakukan apa saja demi sesuatu yang kita sukai itu. Seringkali kita rela berkorban waktu, tenaga dan pikiran, bahkan tidak merasa sayang untuk mengeluarkan biaya demi kesukaan kita. Menghasilkan keuntungan atau tidak, acapkali bukan menjadi ukurannya.

Setelah itu, tahap selanjutnya adalah mencari celah dan kemungkinan (lebih tepat disebut peluang) bagaimana mendayagunakan agar kesukaan kita itu bisa menghasilkan uang atau keuntungan. Sekedar mengambil contoh : seorang yang sukanya bicara, kemudian mengembangkan diri sebagai pembicara atau pengajar.
Seorang yang hobi menjahit atau menyulam, kemudian mencoba menjual hasil karyanya sendiri atau menghimpun karya orang lain untuk dijualkan. Seorang yang hobi mengutak-atik komputer, lalu menjual jasa reparasi atau membuka kios komputer dan asesorisnya. Dan, masih ada ribuan contoh lainnya.

Demikian salah satu butir yang disampaikan oleh Pak Yusef J. Hilmi, seorang trainer Mindset Motivator dalam salah satu kesempatan ngobrol-ngobrol dengan komunitas TDA (Tangan Di Atas) di Yogyakarta, hari Kamis malam (27 Maret 2008) yang lalu.
Setidak-tidaknya, Pak Yusef yang memang hobi bicara, bercerita dan ngobrol ini, bercerita tentang pengalamannya sendiri. Bagaimana beliau yang sebelumnya adalah seorang PNS lalu nekat banting setir hingga akhirnya menjadi seorang trainer dan pembicara yang tergolong sukses. Terbukti hingga saat ini beliau kesulitan mencari waktu kosong, karena jadwal permintaan untuk mengisi berbagai forum pelatihan dan pengembangan terus berdatangan.

Hal kedua yang ingin ditekankan oleh Pak Yusef adalah hendaknya jangan ”pelit” untuk berbagi. Meski keahlian atau keterampilan atas apa yang mula-mula menjadi kesukaan kita itu bisa mendatangkan uang, kita tetap perlu membagikan dan memberikan kepada siapa saja yang
membutuhkan keahlian atau keterampilan itu (dalam konteks membantu orang lain, yang dalam terminologi agama sering disebut dengan sedekah). Meski terkadang tidak dibayar dan bahkan malah nombok. Hal yang terakhir itu hanya mungkin dilakukan jika keahlian atau keterampilan itu memang berasal dari sesuatu yang memang kita sukai, sesuatu yang telah menjiwa dalam
diri kita.

Hanya dengan memberi maka kita boleh berharap akan menerima. Semakin banyak memberi maka semakin kita boleh berharap untuk menerima lebih banyak lagi.
Jangan menunggu untuk mempunyai lebih dahulu, baru merencana untuk memberi. Sebab, menjadi sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup untuk mempunyai, hingga akhirnya dikhawatirkan malah menjadi tidak pernah memberi apa-apa. Memberi sebagai perwujudan dari upaya menebar rahmat kepada alam sekitar kita, tidak perduli siapapun atau apapun yang ada di sekitar kita itu.

***

Beruntung sekali saya sempat bergabung dengan teman-teman dari komunitas TDA Joglo (Jogja, Solo dan sekitarnya). Sebagai warga baru di komunitas TDA, kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan Pak Yusef Hilmi adalah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Sebagai seorang trainer dan pembicara yang sering dipercaya untuk memberi pembekalan kepada jajaran karyawan di berbagai perusahaan, tentunya menyimpan banyak hal yang pantas untuk didengarkan pengalamannya terutama dalam usaha pengembangan diri maupun bisnis yang saya dan rekan-rekan tekuni.

Maka kepada Pak Yusef, saya dan teman-teman di TDA Joglo pun ngangsu kaweruh (berguru) tentang banyak hal. Tentang motivasi diri, tentang komunikasi bisnis, tentang strategi pemasaran, tentang filosofi hidup, dan segala macam seluk-beluk dan celah-celahnya. Tidak
cukup rasanya membicarakan semua itu hanya dalam waktu setengah malam atau beberapa jam saja. Kalau tidak karena Pak Yusef esok harus terbang ke Balikpapan pagi-pagi, rasanya malam itu kami akan wayangan (begadang).

Pokok bahasan lain yang sepertinya melecut semangat kami yang hadir, antara lain adalah tentang keberadaan kami masing-masing di dalam komunitas TDA. Komunitas yang di antara warganya memilik visi usaha, bisnis atau jiwa enterpreneurship yang sama. Tidak perduli
seberapa besar atau kecil skalanya.

Pak Yusef meyakinkan bahwa kami sudah berada di wadah yang tepat (on the right track). Diibaratkan oleh Pak Yusef bahwa kami sesama warga TDA sudah berada pada gelombang atau frekuensi yang sama. Sehingga apapun pokok bahasan yang dibicarakan, akan bertolak dari
landasan berpikir dan menuju ke muara yang sama visinya. Lebih mudah mendefinisikan dan lalu mencari solusi atas suatu masalah atau menangkap peluang-peluang, jika masing-masing orang atau individu itu sudah memiliki gelombang pikiran yang sama. Tinggal bagaimana masing-masing warga TDA ini mendayagunakannya untuk mengejar kesuksesan atau menggapai apa yang diimpikannya.

***

Diskusi belum selesai, dan mudah-mudahan tidak akan pernah selesai. Dengan begitu maka kita dan siapa saja menjadi terdorong untuk terus belajar dan belajar. Rencana-rencana lanjutan pun disiapkan. Bulan April ini rekan-rekan di TDA Semarang akan punya hajatan besar. Maka agenda kolaborasi TDA Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya, sedang digagas lebih lanjut.

Ke Semarang Pak Yusef berikutnya akan menuju. Di sana akan digelar Pestipal Angkringan bersama teman-teman dari JRU (Jaringan Rumah Usaha) Semarang, lalu ada TDA GTC Unissula (Goes to Campus Universitas Islam Sultan Agung), dan Pak Yusef pun akan kembali membagi ilmu dan pengalamannya.

Terima kasih Pak Yusef. Kami sangat menghargai waktu dan ketulusan Jenengan untuk berbagi dan berada di tengah warga TDA Jogja, Solo, Semarang dan sekitarnya. Keluarbiasaan Anda tidak cukup terwakili hanya dengancatatan pedek ini.

Thursday, March 27, 2008

Orang Bodoh vs Orang Pintar

Mungkin Anda pernah membaca ini, tapi nggak ada salahnya dibaca lagi terutama bagi temen2 yang masih jadi buruh (bahasa halusnya 'karyawan')

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya di bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bod oh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.
Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh.

Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu di dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO, Walhasil orang-orang pintar "meratap-ratap" kepada orang bodoh agar tetap di berikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill Gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford),
Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group).
Adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka.
Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.


PERTANYAAN :
Jadi mending jadi orang pinter atau orang bodoh??
Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
Mulia mana antara orang pinter atau orang bodoh??
Susah mana antara orang pinter atau orang bodoh??


KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pinter, lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh. Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah "resiko" dan "berusaha", karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut. Dan mengabdi pada orang bodoh. Tragis atau Ironis???

Lembah Lolipop

Diambil dari postingan Pak Harmanto (semoga menjadi inspirasi)

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.
Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni- warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen- permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan

"Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop.

Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itubertanya kepada Bob,

"Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat."

Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu,

"Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.

"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali.. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya. Kenapa kamu memanggil saya?"tanya Bob.

"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali! "

Bib bercerita panjang lebar kepada Bob.

"Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-haly ang lucu. Kami tertawa bersama" Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen- permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyakpermen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya denganberbagi dan berbahagia."

Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali."

Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob dilembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia?
Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab,

"Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah. .. nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya.... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya.. . nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar..."

Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa'nanti' bahagia.

Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat...
target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran ; memelanka n ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri.
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang.

Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

Thursday, March 20, 2008

Order datang lagi !!

Subhanallah atas segala kemudahan dan keberkahan yang diberikan Allah atas jalan pilihan yang telah ditetapkan untuk saya setelah menjadi full TDA.

Saat saya sedang menyiapkan order untuk seorang buyer Jakarta, kembali emailku terbaca ada order dari Batam. Biarpun nilainya tidak sebesar order yang pertama tapi ini suatu keberkahan, terlebih buyer yang ini bisa membuka link ke Malaysia dan Singapura. Belum lagi beberapa respon atas produkku (minimal permintaan catalog-mail).

Saat inipun aku sedang berpacu waktu untuk menyiapkan sleeve laptop atas pesanan Mbak Evi (always speedy with me !!). Article ini saya sangat yakin bisa bener2 menjadi happy problem nantinya di luar natural bags. Biar pun saat ini pun saya juga lagi nyiapin kombinasi bahan sintetis dengan bahan natural untuk item sleeve laptop ini (tunggu deh launching-nya ini Insya Allah bisa menjadi pembeda dengan produk sejenis).

Ketika nyari bahan untuk kombinasi ini, salah satu suplier bahan saya bahkan menawarkan beberapa motif bahan yang bisa saya pake. Ketika saya tanya,

"Gimana Bu nanti itungannya?"

"Bawa aja Mas Joko, nanti kalo udah laku aja dibayar, saya seneng kok Mas Joko berani mandiri sebab saya lihat jenengan punya potensi", jawabnya

Subhanallah...saya terkadang masih tersenyum malu ketika mengingat cara Allah memaksa saya memilih jalan TDA ini. Sungguh cara yang saya anggap sebagai 'pemaksaan yang sangat elegan' setelah sebelumnya selalu tertunda dan mundur. Bahkan sebenarnya saya sempat ragu untuk memilih tas (biarpun pengalaman dan pengetahuan tentang produk tas khususnya natural sebenarnya termasuk cukup untuk sebuah pilihan menjadi full TDA). Ada beberapa alasan saya ragu di tas, sempat berpikir untuk banting stir. Tapi ketika saya konsultasikan ke Guru, beliau berpesan singkat,"Kamu punya peluang di tas!"

Sebelumnya saya sempat bermimpi, salah satu Guru saya yang telah meninggal berpesan :

"Nak, segera buka usaha sendiri, sebab bukan untuk dirimu aja tapi berpikir untuk orang lain juga. Sebab ketika kamu bisa mencukupi orang lain tentu kamu juga tercukupi, lain kalo kamu berpikir untuk pribadi belum tentu bisa mencukupi orang lain"

Mohon doa dari semuanya, semoga saya mampu menjaga amanah ini.

Monday, March 10, 2008

Apa yang paling dekat dg diri kita?

Dikutip dari postingan Mbak Evi TDA Joglo :

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (Teka Teki ) :

Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ? "
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ? "
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan
perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ? "
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU. Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH. Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat "

Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab = " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Saturday, March 8, 2008

Winning-ku !!

Entah ini termasuk small atau big winning, yang jelas bagi saya ini sesuatu yang Ruaarrr biasa ketika saya memutuskan resign menjadi full TDA minggu ketika bulan kemarin. Insya Allah jalan terasa begitu lapang, bahkan saking asyiknya sampe lupa kalo tanggal 7 Maret kemarin libur nasional he he jadi geli juga.

Minggu kemarin ketemu dengan buyer pertama order tas natural-ku, bahkan alhamdulillah sekitar 20 item sample diorder. Lumayan banyak dan lumayan rumit, tapi aku yakin semuanya BISA!!!. Emang karena baru sample jadi total kuantitinya belum banyak, tahap sample sementara 2pcs/item baru kemudian nanti nyusul 10pcs/item dan berapa nilainya juga belum bisa diitung sekarang, tapi yang jelas bagi saya ini jalan yang begitu lebar. Tapi kalo ngeliat pilihan bahan dan kerumitan itemnya, sepertinya nilainya tidak kurang dari 15jt. Nilai yang lumayan besar untuk first order bagi saya yang bener2 baru mulai sendiri, walaupun pengalaman di bidang tas natural Insya Allah lumayan lama, terlebih di kantor sebelumnya yang juga bergerak di tas natural aku juga ngurusi mulai pemilihan bahan, asesoris, ke suplier, juga desain hampir semuanya aku terlibat dan bertanggung jawab. Jadi Insya Allah gampangannya, kalo kemarin tiap ada order aku hanya mendapatkan gaji bulanan dari owner berapapun margin yang didapatkan dari order tsb, sekarang Insya Allah hampir semua margin beralih ke kantongku (dan Insya Allah sebagian bisa ngikut ngisi kas TDA Joglo he he), sedangkan pekerjaannya dari A sampai Z-nya juga hampir sama antara di kantor dan sekarang sendiri.

Berbarengan dengan penyiapan order natural tsb, aku juga kejar2an waktu dengan mbak Evi (salah satu member TDA Joglo) yang ngebantu market produkku. Dia telah siap dengan market sleeve laptop, tahap awal emang belum pake bahan natural, masih masuk pake bahan sintetis semua, tapi yang saya sangat salut dengan dia dan selalu membuatku selalu bersemangat tiap sms ditutup dengan ; SPEEDY with Me !! Semoga aja aku nggak keteter, aku harus bener2 mengoptimalkan semua resource yang ada, sebab dia telah menyuguhkan 100pcs per item, WOW Ruuarr biasa juga.

Setelah kemarin Sabtu aku ngikut sibuk Peringatan 1000 hari meninggalnya bapak mertua di Wonosari-Gunungkidul, hari ini terasa sayang untuk libur, aku nyiapin pola untuk sample2 baru sleeve laptop. Termasuk pola kombinasi dengan bahan natural, sepertinya yang bisa kepake bahan tenun tradisonal, Mbak!

Satu lagi yang tempo hari juga sudah email untuk siap order dari Batam. Bener2 semuanya Happy Problem!! tapi uaaasyiiik polllll