Monday, February 25, 2008

Goes To Campus STIE YKPN Jogja

Ngikut laporan acara Goes To Campus TDA Joglo di STIE YKPN tempo hari ah! Cuma sorry nggak ada photonya mungkin di Pak Bambs ato yang lain.

Sabtu, 23 Februari 2008 jam 11.50 aku masih di bengkel servis Smash biruku yang alhamdulillah bulan ini lunas kredit (he he akhirnya aku dapet BPKB, artinya aku punya cadangan modal. Pas resign pas lunas tanggungan kredit he he). Sesaat setelah kelar servis Pak Bambs calling nanyain jadi ikut GTC nggak? Jelas aja aku bilang wait the minute dah OTW nih!

Bener aja nyampe rumah Pak Bambs temen2 dah pada ngumpul (Awan Laundry, Hatta Pulsa, Thom Batik, Guk Seta, Mas Pipit juga mbak Evi apa ya ?). Mereka berphoto ria di depan rumah pak Bambs, nggak tahu mereka meninggalkan obyek yang bagus yang sedang ganti kostum!! Sejenak kemudian Mas Ichsan Manfaat datang, OK akhirnya bersembilan kita meluncur dua mobil ke Kampus STIE yang megah.

Jam 13.30an, acara Workshop Enterpreneur dimulai diikuti sekitar 70an peserta dari kampus STIE, UII, UPN dan SBI. Biasa…. Perkenalan Tim TDA Joglo yang dipandu Guk Seta. Setelah perkenalan, Guk Seta memancing pertanyaan ke peserta ‘Apa sih yang dimaksud ekonomi Islam?’ sebab emang tema seminar sebelum acara workshop ini tentang ekonomi Islam. Beragam jawaban dari peserta. Kemudian Guk Seta menawarkan sejumlah uang ke peserta siapa yang mau langsung maju ke depan. Sesaat peserta ragu dengan tawaran ini, setelah diyakinkan itu tawaran beneran akhirnya empat peserta maju. Oleh Guk Seta uang yang ternyata 30rb (sepuluh ribuan dan 4 lima ribuan) diberikan kepada peserta pertama yang maju, yang tiga orang kembali.

Kepada penerima uang ini Guk Seta menanyakan maukah yang limaribuan tadi dibagikan ke peserta lain. Akhirnya yang limabelas ribu dibagi, dan dijanjikan yang limaribu sepulang dari workshop diberikan ke pengemis di jalan.

Setelah rangkaian tadi, Guk Seta baru memberi deskripsi bahwa kira2 begitulah Komunitas TDA secara simple menterjemahkan ekonomi Islam. Selaras dengan visi TDA untuk bersama menebar rahmat, juga visi memberi dan melayani.

Dalam kehidupan riil ternyata tidak semua orang mau mengambil peluang, biarpun peluang tsb sudah nyata di depan mata (digambarkan tawaran uang tadi). Dan ketika telah berhasil menangkap peluang hendaknya juga mau berbagi dengan memberikan sebagian hasil ke orang lain. Dalam hal ini tentunya berbagi tidak harus selalu berupa uang, sharing ilmu dan pengalaman pun sebenarnya telah mengaplikasi visi di atas. Syukur mampu berbagi keduanya. Visi melayani bisa digambarkan dengan mengantarkan langsung lembaran limaribuan tadi ke peserta lain.

Atas deskripsi ini para peserta merasa lebih ngeh dengan gambaran Komunitas TDA, banyak diantaranya yang mengangguk-angguk.

Setelah perkenalan, peserta dibagi dua kelompok, yang satu mengikuti main game dipandu Mas Hatta, satunya tetep di ruangan nonton film The Apprentice dipandu Guk Seta.

Ada dua sesi game yang dimainkan bergantian antara kelompok satu dan kedua. Game pertama simulasi proses produksi dan kedua tentang Darst Market. Semua peserta terlihat antusias. Dan dari kesan2nya mereka sangat menikmati betul game tadi.

Terakhir ketika, kesan dari salah satu panitia malah mengkritisi cara game tadi dimainkan terutama untuk game kedua dimana untuk menggambarkan persaingan pasar para peserta yang telah dibagi lima kelompok bersaing memperebutkan pasar dengan melempar permen ke tiga kotak yang disediakan. Secara esensi menurut panitia tadi emang nggak ada masalah tapi ketika caranya dilempar ke kotak tadi dianggap sebagai praktek untung2-an bahkan dia menukil khadis nabi yang melarang praktek untung2-an dengan melempar panah sebagai salah satu bagian dari judi.

Kami hanya bisa saling senyum, tanpa merasa perlu beradu argument dengan panitia tadi. Akhirnya acara ditutup sekitar jam 17an.

Oya, ketika acara berlangsung Mas Yanuar dan Mas Trimuriana datang menyusul. Selesai acara kami meluncur kembali ke rumah Pak Bambs, dan telah disiapkan nasi beserta teman2nya. Sebab oleh panitia ternyata cuma diberikan snack nggak nendang deh, makanya langsung aja diserbu abisss bisss terlebih si Thom dengan badan segedhe itu yang dari siang sudah pucet gemeteran…. he he sorry Thom jadi obyek yang dideritakan lagi.

Selesai makan aku, Thom dan Mbak Evi berembug untuk kolaborasi membuat sample produk natural dikombinasi dengan batik, hasil produknya bisa jadi sandal sleeper, dompet (clutch) atau item lain. Pembaca yang budiman, nantikan episode lanjutan kolaborasi yang Insya Allah dahsyat ini.

Sekitar jam 19.15 aku pamit dan ternyata diamini temen2 yang lain, aku harus meluncur ke Wonosari, nyusul anak istri yang udah berangkat siangnya ke rumah Eyang Uti. Capek sih tapi Uaaasyiik pollll !!!

No comments: