Friday, September 14, 2012

CITA-CITA ANAK


Lumayan lama ga update blog ini, terlebih akhir2 ini punya mainan baru di http://www.indonesiaprofitclicking.com (padahal masih ada 3 domain lain yang sudah dibeli tapi belum digarap kontennya, ibarate pesen kapling dulu tapi belum dibangun hehe)
Bicara tentang cita2 anak, ato juga cita2 semasa kita anak2 seringkali menemukan beragam kelucuan. Walaupun ada yang berbeda kultur kita dulu dengan anak2 era sekarang. Dulu, cita2 anak seringkali yang terungkapkan terdengar sangat ‘umum’ dan seperti ga banyak pilihan varian. Arsitek, insinyur, dokter, pilot, guru adalah beberapa contoh pilihan yang umum diinginkan anak2 jaman dulu. Tak banyak yang berani (terlebih di depan guru sekolah ataupun orang tua sekalipun) bercita2 menjadi artis, seniman, penulis ato pun hal2 lain yang dianggap ’berbeda’ bahkan aneh dan mungkin dianggap tidak memberi jaminan status dan finansial.
Sangat berbeda dengan anak2 era sekarang yang secara kultur lebih bisa ‘terbuka’, dan beberapa profesi yang dulu dianggap tidak mampu memberi jaminan status sosial dan finansial saat ini telah berbeda kesimpulan. Weiitts ...lha kok dadi serius ! (sori sekedar prolog aja)
Sebenere yang pingin aku tuliskan adalah beberapa pengalaman ‘beda’ tentang cita2 anak tadi :
Pertama, cerita ttg cita2 Salma Haq, putri sulungku yang item manis kaya ayahnya itu lho (haha dilarang protes). Pas kelas 1 SD, agak surprise juga ketika sepulang sekolah Salma cerita kalo di kelas pagi itu Ibu Gurunya nanya tentang cita2. Sementara yang lain banyak yang menginginkan profesi ‘umum’ di atas, Salma dengan mantap menjawab,”Pingin jadi PENULIS!”.
Ketika aku coba ajak ngobrol ke dia, sebenere Salma saat itu katanya punya cita2 3 (tiga) dan sempat merasa bingung pingin pilih yang mana, yang pertama Penulis, kedua Guru dan yang ketiga Guru Tari. Tapi dia mantapkan ketika menjawab Bu Guru adalah pilihan pertama. Geli juga saat itu denger ceritanya, juga terasa ‘beda’. Penasaran, aku coba pingin tahu alasannya.
“Aku pingin kerja di rumah aja, kasian anak2ku, biar ga kaya aku ditinggal2 kerja kantor terus !” serasa ditempeleng saat itu, walaupun Salma menjawab dengan segenap keluguan n kejujurannya seperti itu.
“ O iya, Yah ! Kan bisa ketiga2nya ya cita2ku tadi!” sambungnya kemudian seperti menemukan ide baru.
“Maksudnya?” tanyaku.
“Lha kan guru bisa pagi2 sampe siang, trus Guru Tari kan biasane cuma Hari Minggu, malemnya bisa dipake menulis to” eiittss ...langsung ada rasa bangga dengan penjelasan Salma saat itu.
Menuju cita2 pertamanya seperti sudah mulai ditekuni Salma hingga saat ini, bahkan seringkali aku sendiri merasa ‘terkaget-kaget’ dengan bahasa tulisnya, kalah jauh aku ketika seumuran dia. Saat ini aku seperti menjadi editornya Salma ketika dia menyodorkan tulisan tangannya. Akhire aku buatin blog Tulisan Salma (http://www.salmahaq.blogspot.com). Pertama kirim ke Harian Kedaulatan Rakyat, alhamdulillah salah satu cerpennya langsung dimuat. Semakin membuatnya percaya diri dan bersemangat ....
----------------------------------------------------------------------
Kedua, cita2 Nasywa, putri keduaku yang sekarang kelas 1 SD. Sedikit berbeda karakter dengan Salma. Cerita ttg cita2 Nasywa aku dapet dari mbak warung deket SDnya. Emang Nasywa cenderung lebih cerewet n nyante ngobrol ke siapa aja termsk gurunya sekalipun.
“Mbak, aku tuh besok pingin jadi dosen n pembicara” jawabnya ketika ditanya cita2nya oleh Mbak warung tadi.
“Dosen n pembicara tuh yang gimana sih De?” tanya Mbaknya kemudian.
“Dosen tuh guru yang ngajar mahasiswa itu loh Mbak, kalo pembicara tuh yang seperti di TV, kata ayah itu duite juga gede lho” terangnya kemudian.
“Tapi aku juga punya cita2 pingin jadi artis” tambahnya lagi.
“Kok artis? Berarti besok nama artisnya gantia apa donk?” goda Mbaknya.
“Ga papa toh, biar terkenal. Namaku kan sudah bagus Nasywa Hanif, ya ga perlu diganti donk” jawabnya PD banget.
“Tapi kalo yang tadi ga ada yang kecapai ya jadi iu rumah tangga aja ...” jelasnya kemudian tanpa ditanya Mbaknya. Yang denger langsung saat itu jelas aja tertawa kemekelen . Eee...alah !!
----------------------------------------------------------------------
Ketiga, cerita ttg anak temenku. Dimas, kelas 3 SD, suatu waktu bersemangat cerita ke bapaknya, ”Pak, Dimas sekarang punya cita2 yang lebih hebat dibanding arsitek!” katanya dengan sangat semangat (sebelumnya Dimas bercita2 pingin jadi arsitek.
“Emang ganti yang lebih hebat apa Le?” tanya bapaknya penasaran.
“Aku sekarang pingin jadi SOPIR BEGGO !!” katanya tetap dengan bersemangat.
“Gusti Allah !!” timpal bapaknya agak terkaget. BEGGO (ga tau spellingnya yang bener gimana), adalah kendaraan alat berat yang biasa untuk mengeruk tanah n batuan.
Seperti ga terima dengan kekagetan bapaknya, Dimas berusaha serius menjelaskan, “Ya hebat to, kan beggo itu gede buanget, jadi yang bisa menggerakkan n mengendalikan kan harus orang yang pinter n hebat !”
Bapaknya tak mau beradu argumen, hanya menyisakan senyum2 geli, ternyata fantasi anak2 seringkali sangat berbeda dengan kita. Pastilah masing2 kita punya pengalaman unik sekaligus menggelikan ttg cita2 anak ini. Berbahagialah anak2 era sekarang yang lebih bisa ‘bebas’ mengungkapkan. Biarkan anak2 kita bebas bercita2. Kita orang tua bertugas mengarahkan, memotivasi , mensupport, n menfasilitasi....

No comments: