Monday, December 5, 2011

Indahnya Ajal ... (Latifatunnisa & H. Wakidi)

Ajal, satu dari sekian banyak rahasia yg menjadi hak prerogatif Allah. Tidak ada yang tahu, kapan, dimana, dan bagaimana masing2 diri kita menemuinya. Semuanya menginginkan khusnul khotimah - akhir yang baik, pastinya!. Dan agama sebenarnya menuntunkan agar kita 'berpeluang' menjadi khusnul khotimah, hanya saja dalam hal ini Hasil Akhir tersebut SANGAT ditentukan Proses sebelumnya, tidak bisa dimanipulasi, tidak bisa instan dikondisikan happy ending ...


Kemarin, 05 Desember 2011 menjadi hari yang kembali memberikan ruang dan waktu atas kesadaranku untuk lebih mengingat ajal tadi. Yang pertama kabar meninggalnya Latifatunnisa (19 bln), yang beberapa waktu dirawat di RS Sardjito Jogjakarta. Sebenarnya aku sendiri ga mengenal langsung adik kecil ini juga keluarganya. Aku mengenal namanya dari Gerakan Peduli Berbagi, dan cerita lisan dari Mas Karman n Mas Cahyadi. Dan yang lebih membuat terasa 'nyeseg' ketika niatan membezuknya belum juga kesampaian keburu Allah memanggil demi menyayanginya ...


Dari umurnya bisa jadi sebenarnya Latifatunnisa belum mampu 'merasakan' sakit tumor yang menyerang otaknya. Bahkan 'rasa sakit' itu lebih dirasakan oleh orang tuanya ataupun orang lain yang melihat kondisinya yang kemudian sebagian menyisihkan kewajiban sedekahnya melalui #SedekahRombongan dan @PeduliBerbagi. Kalo kemudian Allah menakdirkannya hari kemarin diminta kembali kepadaNya tentunya ada banyak pelajaran n hikmah dari umur waktunya yang 'sedikit' tadi.
Allah telah memberikan ruang dan waktu bagi sebagian hambaNya utk menanam amalnya melalui Latifatunnisa. Ini adalah investasi bagi sebagian saudara kita tadi yang beruntung memanfaatkannya. Dan malaikat tak pernah salah mencatat, dan terus terang aku iri setengah mati kepada mereka ... Selamat jalan Adik Latifatunnisa ...kuiringkan Fatihah dan Sholawat untukmu, walalupun Insya Allah aku yakin ajal diumurmu yang sekarang adalah tiket gratismu menuju syurga Allah yang telah dijanjikanNya, kelak dirimu akan menjemput ayah-ibumu di pintu syurgaNya atas keikhlasan mereka melepasmu saat ini ...


Yang Kedua, sore kemarin sehabis maghrib dikabarkan bahwa H. Wakidi meninggal siang selepas dhuhur. H. Wakidi adalah tetanggaku yang hampir tiap hari aku lewat depan rumahnya. Adegan bakunya adalah beliau di depan rumah sambil membersihkan beras, maklum di rumah beliau ini jualan Gudeg Bu Hj. Wakidi yang lumayan banyak pelanggan tiap harinya. Beliau sangat ramah, semangat beribadah n bersedekah. Di bulan2 terakhirnya yang mulai sering sakit beliau masih bersemangat jamaah n pengajian di masjid walaupun seringkali sambil dipapah.

Selepas Isya, bersama tetangga kami ta'ziah. Beberapa tetangga menceritakan siang itu selepas jamaah dhuhur beliau istirahat tidur yang ternyata membawa ajalnya berpulang. Dan Subhanallah ... beliau dalam kondisi PUASA Muharram !!! Maka demi mendengar rangkaian cerita tadi, ketika berjamaah membacakan Yasiin Tahlil di hadapan jenazahnya, aku berlinang bahkan terulang ketika menuliskan ini. Ditambah memoriku atas ajal ibuku beberapa tahun lalu dalam kondisi berwudlu, semakin dadaku terasa seseg n linangan ini deras menetes ...

Aku ingin indahnya ajal seperti seperti mereka ... Dan sekali lagi, semua itu bisa didapatkan BUKAN 'ndilalah, ujug2 ataupun instan ..tapi proses kebaikan yang sengaja diniatkan dan dipersiapkan menuju KHUSNUL KHOTIMAH ....

No comments: