Friday, August 22, 2008

Monday, August 11, 2008

Testimoni Bubur Ayam 'Metropolis'

Beberapa testimoni yang sudah nyobain Bubur Ayam 'Metropolis' bica dibaca :

Mbak Tary (tamanrazi) :

"Anak saya biasanya ngga mau makan bubur ayam sb biasanya agak berair, lagian seringkali pake vetsin (jadinya terasa neg!), tapi ini lain lembut tapi kesat ngga berair. Awalnya cuma baca leaflet yang ditempel di deket perumahan, nyobain cocok, dah langganan baru tahu kalo punya Mas Joko setelah baca postingan n blog-nya, sukses Mas !!

(Bener Mbak, makanya kita berani tulis LEMBUT BERAGARANSI he he jika berair garansi uang kembali, mana ada bubur ayam bergaransi. Dan juga NO VETSIN, prinsip kita orang yang masak pake vetsin hanya orang yang ngga PeDe rasa masakannya)


Ellis, Jl Kaliurang :

"Emang ngga pake kecap asin to Mas?, tapi dah mantap kok lebih dari sekedar Mak Nyuuusss he he

(Emang resep kita ngga pake kecap asin, ada bumbu khusus lebih mahal dikit tapi itu yang membuat rasanya terasa Mak Nyus !)


Enny, Vidi Cattering :

"Awalnya cuma ikut nyobain pas Mas Joko bawain istri tercinta eh ketagihan, makanya ngga ragu pas syukuran tempo hari langsung pesen sekalian bantu promo ya"

(Makasih pesenannya tempo hari, jangan kapok aja)


Yanto, pensiunan :

"Saya termasuk seneng kuliner apalagi bubur ayam, mungkin se Jogja yang tahu ada bubur ayam enak sudah saya cobain, ngga banyak yang saya cocok, ini saya termasuk cocok"

(Bapak satu ini kalo jalan2 ke Jl. Kaliurang biasanya selalu mampir, doain segera bisa buka yang agak ke selatan biar lbh deket)


Andri & Mella, mahasiswa UII :

"Hari minggu kemarin saya datang jam 9.20an habis jalan2 dari lembah UGM kok dah ngga ada, kirain libur. Senin ini sebelum kuliah mampir dulu"

(Kan udah kita tulis "Disarankan datang sebelum jam 9.30 maaf kalo kehabisan !!", biasanya jam 9 dah habis apalagi hari Minggu)

Bisa ato Berani

Banyak orang yang BISA, tapi ternyata sedikit orang yang BERANI.
BISA belum tentu BERANI, tetapi BERANI Insya Allah BISA, hanya waktu masing2 berbeda, terkadang cepat terkadang lama.

BERANI hakikatnya berani menang, dan yang mendasar juga berani kalah. Berani untung juga harus berani rugi, berani manis juga berani pahit

Monday, August 4, 2008

Delivery Service

Pagi ini, jam 7.15 aku nganter pesenan bubur ayam ke kantor istriku (sayang ngga sempat diphoto, kan kelak bisa untuk crito anak putu he he). Awalnya tempo hari aku bawain istri tercintaku dua bungkus bubur ayam Metropolis sekalian promo ke kantornya, maklum dia di perusahaan cattering yang cukup besar untuk ukuran Jogja. Setidaknya nantinya diharapkan testimoninya bermanfaat untuk promo dagangan baruku ini. Kalo pun ada kritik dan saran juga berasal dari orang2 yang deket dan berkompeten di dunia kuliner.

Bener juga, emang ada kritik dan saran masukan, tapi secara umum penilaiannya hampir sama bahwa dari segi rasa dan tampilan dah OK (ya iyalah masak ya iya donk, kan resepnya juga dari chef hotel berbintang, he he nyombong dikit nih).

Singkatnya, ada salah satu temen istri yang syukuran pingin nraktir temen2 yang lain, ngga banyak amat tapi lumayan separo stok untuk hari ini dah dipesan, kayaknya sebelum jam 9 dah tutup nih. Alhamdulillah ... ketika salah satu pintu ngga terlalu terbuka ternyata Allah membukakan pintu yang lain. Bener2 Allah Maha Joss (maaf ... ini ungkapan kemaha buuueeeesaran Allah yang paling mewakili bagiku).

Sedikit aku titip pesen ke istri tulung ownernya nanti dijatah, sekalian le promo pikirku. Harapanku ketika nanti catteringnya ada pesenan bubur ayam kan bisa order ke aku he he

Sekian sharringnya, ini nanti mau pesen gerobak untuk 'Asa Pizza' (calon dagangan yang lain he he kemaruk), setelahnya meluncur ke solo ngambil oven gas, nantinya untuk pizza termasuk untuk cooking class (rencananya ada cooking class for kids, opppooo meneh ki, tunggu perkembangane wae).
Biar dianggep ra cetho emang sengaja ngga mampir ke temen2 solo (tadi Bos Andhika dah protes je).

Friday, August 1, 2008

Bubur Ayam 'Metropolis' dalam gambar


"Insya Allah sebuah gambar besar (sebesar apapun) berawal dari satu titik, kemudian jadi garis, lengkung baru kemudian tampak bener2 sebuah gambar"


Tipologi font dan warna yang semoga mudah termemori ke konsumen, sebab Insya Allah kami ngga cukup puas di satu titik


Karena di deket pertigaan, jadinya kami pasang di tiga jalan menuju 'kawasan 0 meter'



Sebelum puasa semoga segera wujud, antrian dah nunggu !!!

Bubur Ayam 'Metropolis' bersiap buka kedua



Mungkin ini agak telat posting, tapi ga papalah !

Sudah sekitar 2 mingguan ini aku buka Bubur Ayam ‘Metropolis’ (BAM). Mumpung sleeve agak longgar, juga Rattani emang sengaja aku pending (karena alasan khusus he he). Ngga sendiri, tapi barengan temen. Ada peluang, langsung take action, Alhamdulillah kemudahan begitu beruntun mengiringi.

Dipilih bubur ayam, pertama karena resep udah jadi dari chef Hotel Hyatt Yogya, dan tukang masak kita dah lulus uji, sebagai langkah awal ini menjadikan percaya diri Insya Allah BAM bisa diterima konsumen setidaknya dari segi rasa. Selain itu tentu saja marginnya he he, komparasinya dengan bakso, bahan baku lebih mahal dan pembuatannya lebih ribet tapi harga jualnya sepadan. Sebagai info, masa promo ini BAM dijual Rp 4500 (ini Jogja, Bos! duit segitu masih sangat berarti he he) gratis AQUA gelas, atau teh manis. Harga inipun oleh chef yang memberi resep diledekin sebab dia jual di hotel 30rb/porsi. Padahal yang membedakan paling cuma mangkok saji n tempatnya doank, sedangkan resepnya sama.

Untuk milih tempat, ngga tanggung2 targetnya diputuskan setidaknya harus buka paling ngga 3 tempat untuk optimalisasi sekaligus mencoba menguatkan brand BAM. Dari hasil hunting tempat, didapatkan estimasi pertama pertigaan Gandok Jl Kaliurang KM 9,2 (deket rumah Mbak Tari ‘Taman Razi’), Kedua Pakem (sekitar depan gereja Pakem), dan ketiga sekitaran terminal Jombor, semuanya masih konsentrasi di wilayah Jogja Utara, tepatnya Sleman.

Tanggal 18 Juli yang di Pertigaan Gandok dibuka, seminggu pertama masih fluktuatif, memasuki minggu kedua Alhamdulillah selalu habis sebelum jam 10, terlebih hari libur harus nambah stok.

Insya Allah BAM-2 besok ini Minggu 03 Agustus launching, moga2 aja ngga kalah dengan BAM pertama. Mohon doanya aja. Untuk yang ketiga sepertinya harus dipending dulu, tanggung nabrak puasa. Lagian paralel harus nyiapin Pizza (follow up hasil pelatihan tempo hari). Pizza harus segera launching sebab beberapa peserta pelatihan sudah nunggu pingin beli paket usahanya. Nah lho, moga2 bener2 happy problem, kita baru nyiapin tapi mereka udah kebelet pingin beli usahanya. Ini mungkin berkah kita gandeng chef Italian Resto yang tempo hari kita ajak kerjasama pelatihan pizza, jadinya mereka yakin Insya Allah resep kita dah jadi. Bukan hasil trial n error kita sendiri. Tapi emang ‘nendang’ bener rasanya.

Mungkin ada yang bilang ngga focus, Insya Allah ngga juga, sebab kami barengan, dan masing2 ada penanggung jawab utamanya. Di BAM, aku supporting artinya PIC-nya temenku. Tapi untuk yang pizza sampe wujud dan menjadi bussines opportunity aku yang jadi PIC-nya, temen yang lain support.

Khusus BAM, untuk mendongkrak dan melakukan percepatan, aku coba menerapkan beberapa trik. Ini kami lakukan sebab sudah banyak competitor sejenis dan sudah mapan, artinya kita boleh percaya diri dengan rasa tetapi kalo ngga mampu ditransformasikan ke konsumen, sama juga bo’ong, terlebih BAM baru pertama kali muncul. Sehingga biarpun berbau provokasi kami coba sedikit menerapkan ilmune Tung Desem (biar ngga percuma ngikut millist TDW dan beli buku Marketing Revolution he he sok bangeeettt !!). Antara lain yang kami lakukan (semoga bisa menjadi inspirasi yang lain) :

- Brand coba dikuatkan dari awal, baik penyiapan tipologi font (huruf) dan warna, setidaknya ketika dibuatkan spanduk, rontek dan media promo yang lain kedepannya harus mudah termemori ke calon konsumen. Ini juga akan memudahkan dan meringankan energi kita ketika nantinya membuka di tempat lain. Sebab ke depannya kita sudah nyiapin trik2 lain untuk ‘membuat factor kali’ menjadi semakin besar.

- Pemasangan dan penyebaran leaflet di sekitaran wilayah jualan (radius sekitar 2 km, radius bisa disesuaikan). Bahasanya singkat, jelas dan tetep ada provokasinya.

- Awal buka hanya menyiapkan sekitar setengah dari kapasitas, dan karena bubur ayam biasanya hanya sebagai menu sarapan, makanya kami buka mulai jam 5.30 (ini lebih awal dari yang lain yang biasanya buka jam 6.00). Sekitar jam 10, habis ngga habis kami tutup, biasanya kami pasang tulisan “… maaf HABIS !!”. Makanya di leaflet kami tuliskan “Disarankan datang sebelum jam 9.30 (khawatir kehabisan !)”. Ini bohong ?! Insya Allah ngga, sebab kalo masih ada sisa biasanya emang kami bungkus dan diniatkan dishodaqohkan. Mungkin bisa dibilang ‘bohong’ kalo kami menulisnya “… maaf HABIS TERJUAL !!”. Cara seperti ini ternyata memberi efek psikologis yang bagus kepada calon konsumen, minimal akan penasaran.

- Deskripsi produk diinformasikan dengan jelas (mungkin terkadang sama dengan yang lain, tapi ketika diinformasikan terkesan nilainya lain, terlebih kalo emang itu bagian dari kelebihan dan perbedaan produk kita dengan yang lain). Dalam bukunya TDW meng-ilustrasikan promo TV akan lebih menarik jika dideskripsikan ada subwoofer, PMPO-nya berapa, pemakaian listrik kecil dst, dst, jika dibandingkan sekedar ‘TV 29 inch merek ANU’. Makanya kita nulis : LEZAT NIKMAT : resep dari chef hotel berbintang, diolah dari bumbu dan bahan higienis dan berkualitas, NO VETSIN : Tanpa penguat rasa (MSG) sehingga lebih aman untuk kesehatan, GRATIS AQUA/TEH : Gratis Aqua gelas dn teh manis, bungkus pake stereofoam untuk yang dibawa pulang, LEMBUT BERGARANSI : Tekstur bubur lembut dan tidak berair sampai keesokan hari jika berair Garansi uang kembali !

- Karena ini produk makanan, maka adalah keharusan dijaga kesan bersih dan higienisnya. Juga keramahan terhadap konsumen harus dijaga, sehingga mereka merasa nyaman dan dihargai. Ini sebenarnya standar, apapun bisnis dan layanan jasa kita tapi emang harus ditandaskan betul ke tenaga kita.

Itu sebagian upaya kita untuk melakukan percepatan usaha bubur ayam kami, semoga memberi inspirasi, syukur ada feedback masukan ataupun kritikan dari temen2. Dan mohon doanya kami sedang nyiapin Pizza, tahap awal rencananya model gerobak dan counter statis. Sengaja kami membidik pasar bawah yang marketnya lebih luas dibanding premium ke atas, ke depan juga pingin yang model kedai pizza setidaknya untuk membidik pasar premium. Ini kami juga harus berpacu waktu sebab calon pembeli paket usaha pizza ini sudah menunggu, baik yang system mini counter ataupun yang kedai, nah lho !!! Mohon doanya.

Kami yakin, sesuatu yang besar diawali dari yang kecil. Biarpun ukuran besar kecil masing2 orang sangatlah relatif.