Friday, August 1, 2008

Bubur Ayam 'Metropolis' bersiap buka kedua



Mungkin ini agak telat posting, tapi ga papalah !

Sudah sekitar 2 mingguan ini aku buka Bubur Ayam ‘Metropolis’ (BAM). Mumpung sleeve agak longgar, juga Rattani emang sengaja aku pending (karena alasan khusus he he). Ngga sendiri, tapi barengan temen. Ada peluang, langsung take action, Alhamdulillah kemudahan begitu beruntun mengiringi.

Dipilih bubur ayam, pertama karena resep udah jadi dari chef Hotel Hyatt Yogya, dan tukang masak kita dah lulus uji, sebagai langkah awal ini menjadikan percaya diri Insya Allah BAM bisa diterima konsumen setidaknya dari segi rasa. Selain itu tentu saja marginnya he he, komparasinya dengan bakso, bahan baku lebih mahal dan pembuatannya lebih ribet tapi harga jualnya sepadan. Sebagai info, masa promo ini BAM dijual Rp 4500 (ini Jogja, Bos! duit segitu masih sangat berarti he he) gratis AQUA gelas, atau teh manis. Harga inipun oleh chef yang memberi resep diledekin sebab dia jual di hotel 30rb/porsi. Padahal yang membedakan paling cuma mangkok saji n tempatnya doank, sedangkan resepnya sama.

Untuk milih tempat, ngga tanggung2 targetnya diputuskan setidaknya harus buka paling ngga 3 tempat untuk optimalisasi sekaligus mencoba menguatkan brand BAM. Dari hasil hunting tempat, didapatkan estimasi pertama pertigaan Gandok Jl Kaliurang KM 9,2 (deket rumah Mbak Tari ‘Taman Razi’), Kedua Pakem (sekitar depan gereja Pakem), dan ketiga sekitaran terminal Jombor, semuanya masih konsentrasi di wilayah Jogja Utara, tepatnya Sleman.

Tanggal 18 Juli yang di Pertigaan Gandok dibuka, seminggu pertama masih fluktuatif, memasuki minggu kedua Alhamdulillah selalu habis sebelum jam 10, terlebih hari libur harus nambah stok.

Insya Allah BAM-2 besok ini Minggu 03 Agustus launching, moga2 aja ngga kalah dengan BAM pertama. Mohon doanya aja. Untuk yang ketiga sepertinya harus dipending dulu, tanggung nabrak puasa. Lagian paralel harus nyiapin Pizza (follow up hasil pelatihan tempo hari). Pizza harus segera launching sebab beberapa peserta pelatihan sudah nunggu pingin beli paket usahanya. Nah lho, moga2 bener2 happy problem, kita baru nyiapin tapi mereka udah kebelet pingin beli usahanya. Ini mungkin berkah kita gandeng chef Italian Resto yang tempo hari kita ajak kerjasama pelatihan pizza, jadinya mereka yakin Insya Allah resep kita dah jadi. Bukan hasil trial n error kita sendiri. Tapi emang ‘nendang’ bener rasanya.

Mungkin ada yang bilang ngga focus, Insya Allah ngga juga, sebab kami barengan, dan masing2 ada penanggung jawab utamanya. Di BAM, aku supporting artinya PIC-nya temenku. Tapi untuk yang pizza sampe wujud dan menjadi bussines opportunity aku yang jadi PIC-nya, temen yang lain support.

Khusus BAM, untuk mendongkrak dan melakukan percepatan, aku coba menerapkan beberapa trik. Ini kami lakukan sebab sudah banyak competitor sejenis dan sudah mapan, artinya kita boleh percaya diri dengan rasa tetapi kalo ngga mampu ditransformasikan ke konsumen, sama juga bo’ong, terlebih BAM baru pertama kali muncul. Sehingga biarpun berbau provokasi kami coba sedikit menerapkan ilmune Tung Desem (biar ngga percuma ngikut millist TDW dan beli buku Marketing Revolution he he sok bangeeettt !!). Antara lain yang kami lakukan (semoga bisa menjadi inspirasi yang lain) :

- Brand coba dikuatkan dari awal, baik penyiapan tipologi font (huruf) dan warna, setidaknya ketika dibuatkan spanduk, rontek dan media promo yang lain kedepannya harus mudah termemori ke calon konsumen. Ini juga akan memudahkan dan meringankan energi kita ketika nantinya membuka di tempat lain. Sebab ke depannya kita sudah nyiapin trik2 lain untuk ‘membuat factor kali’ menjadi semakin besar.

- Pemasangan dan penyebaran leaflet di sekitaran wilayah jualan (radius sekitar 2 km, radius bisa disesuaikan). Bahasanya singkat, jelas dan tetep ada provokasinya.

- Awal buka hanya menyiapkan sekitar setengah dari kapasitas, dan karena bubur ayam biasanya hanya sebagai menu sarapan, makanya kami buka mulai jam 5.30 (ini lebih awal dari yang lain yang biasanya buka jam 6.00). Sekitar jam 10, habis ngga habis kami tutup, biasanya kami pasang tulisan “… maaf HABIS !!”. Makanya di leaflet kami tuliskan “Disarankan datang sebelum jam 9.30 (khawatir kehabisan !)”. Ini bohong ?! Insya Allah ngga, sebab kalo masih ada sisa biasanya emang kami bungkus dan diniatkan dishodaqohkan. Mungkin bisa dibilang ‘bohong’ kalo kami menulisnya “… maaf HABIS TERJUAL !!”. Cara seperti ini ternyata memberi efek psikologis yang bagus kepada calon konsumen, minimal akan penasaran.

- Deskripsi produk diinformasikan dengan jelas (mungkin terkadang sama dengan yang lain, tapi ketika diinformasikan terkesan nilainya lain, terlebih kalo emang itu bagian dari kelebihan dan perbedaan produk kita dengan yang lain). Dalam bukunya TDW meng-ilustrasikan promo TV akan lebih menarik jika dideskripsikan ada subwoofer, PMPO-nya berapa, pemakaian listrik kecil dst, dst, jika dibandingkan sekedar ‘TV 29 inch merek ANU’. Makanya kita nulis : LEZAT NIKMAT : resep dari chef hotel berbintang, diolah dari bumbu dan bahan higienis dan berkualitas, NO VETSIN : Tanpa penguat rasa (MSG) sehingga lebih aman untuk kesehatan, GRATIS AQUA/TEH : Gratis Aqua gelas dn teh manis, bungkus pake stereofoam untuk yang dibawa pulang, LEMBUT BERGARANSI : Tekstur bubur lembut dan tidak berair sampai keesokan hari jika berair Garansi uang kembali !

- Karena ini produk makanan, maka adalah keharusan dijaga kesan bersih dan higienisnya. Juga keramahan terhadap konsumen harus dijaga, sehingga mereka merasa nyaman dan dihargai. Ini sebenarnya standar, apapun bisnis dan layanan jasa kita tapi emang harus ditandaskan betul ke tenaga kita.

Itu sebagian upaya kita untuk melakukan percepatan usaha bubur ayam kami, semoga memberi inspirasi, syukur ada feedback masukan ataupun kritikan dari temen2. Dan mohon doanya kami sedang nyiapin Pizza, tahap awal rencananya model gerobak dan counter statis. Sengaja kami membidik pasar bawah yang marketnya lebih luas dibanding premium ke atas, ke depan juga pingin yang model kedai pizza setidaknya untuk membidik pasar premium. Ini kami juga harus berpacu waktu sebab calon pembeli paket usaha pizza ini sudah menunggu, baik yang system mini counter ataupun yang kedai, nah lho !!! Mohon doanya.

Kami yakin, sesuatu yang besar diawali dari yang kecil. Biarpun ukuran besar kecil masing2 orang sangatlah relatif.

No comments: