Friday, September 26, 2008

KAMU SALAH ! sebab TIDAK SAMA DENGAN AKU

Berpolemik, berbantahan, beradu argumen atau pun berselisih paham adalah fitrah manusia. Semuanya biasanya didasarkan atas argumen dan sudut pandang masing2. Makanya dari awal sebenarnya agama (red; Islam) telah memberi rambu bahwa perbedaan pendapat adalah rahmat. Masalahnya mana yang bisa dikategorikan rahmat dan tidak.

Mungkin ada baiknya kita kembali mengingat cerita tentang orang buta yang mencoba mendeskripsikan gajah hanya berdasar dari apa yang dia pegang dan raba. Yang satu menyatakan gajah seperti batang pohon, satunya seperti kipas yang lebar, lainnya menyatakan seperti batang sapu. Apakah masing2 mereka salah ? Tentu tidak!. Mereka akan salah ketika mereka menyalahkan orang lain, dan hanya meyakini kebenaran yang dia deskripsikan. Padahal bagi orang lain yang kebetulan 'melek' matanya tentunya deskripsi tentang gajah tidak sekedar yang masing2 mereka deskripsikan di atas.

Hikmah dari cerita pengantar tidur di atas, jangan2 selama ini kita berlaku dan bertindak layaknya orang2 buta yang sok 'melek' tadi. Jelasnya kita MENYALAHKAN orang lain BUKAN karena telah tahu kebenarannya, tapi karena orang lain tersebut TIDAK SAMA dengan diri kita, dengan komunitas kita, dengan kelompok kita.

Saya sering diajarkan ketika kita meyakini A, kemudian ada orang lain yang meyakini B, C, atau D. Tidak ada salahnya kita mencoba mempelajari dan memahami B, C dan D tadi, biarpun emang kita bener2 harus telah meyakini tentang A. Itu artinya kita telah menjadi orang yang 'lebih' sebab setidaknya kita memahami A, B, C, dan D. Dengan begitu Insya Allah akan lebih bijak. Sebab bisa jadi antara A, B, C dan D tadi ternyata secara hakikat di mata Allah SALAH. Hakikat kebenaran MUTLAK hanya milik Allah, bukan wewenang kita menilai, manghakimi atau mem-fatwa orang lain.

Keberagaman, termasuk keberagaman berpendapat harusnya kita pahami sebagai wujud kebesaran Allah. Titipan kebesaran-Nya tsb bisa kita 'pinjam' dengan sikap mampu menerima setiap perbedaan, terlebih perbedaan yang kita sebenarnya secara ilmu belum mampu mencari dan memahami jawaban dasar dan argumentasinya. Penyakit manusia seringkali SOK TAHU, dan SOK BENER.

Dengan sikap seperti itu, makanya saya bisa mengamini ketika ada yang menyampaikan 'fatwa' :"DILARANG/TIDAK DIBENARKAN secara agama bagi seorang lelaki yang akan mengawini wanita SEKAMPUNG-nya", sebab saya telah dijelaskan dasar dan 'dalilnya'. Penasaran....?? monggo aja !

No comments: