Tuesday, January 22, 2013
Salak Pondoh, Oleh-oleh Khas Yogyakarta
Thursday, September 2, 2010
Lebih dari sekedar UANG

Lebih dari itu, ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa mengajak ke semua member dan calon member untuk mendapatkan manfaat lebih dari sekedar uang. Sebab bagi member dan calon member sangat jelas manfaatnya secara pribadi, antara lain KEMUDAHAN berlangganan pulsa bulanan, KEMURAHAN harga pulsa dibanding pembelian di luar. Selain itu, kesempatan setiap member untuk menawarkan manfaat ini kepada orang lain.
Fitrah dasar manusia ada kepuasan dan nilai lebih tersendiri ketika mampu memberi manfaat dan bantuan kepada orang lain. Hanya saja seringkali ketika bantuan tersebut lebih diterjemahkan finansial, maka fitrah dasar tersebut menjadi tertahan. Sebab semisal niatan memberi modal usaha kepada seseorang biasanya dibutuhkan nominal yang tidak sedikit. Dan sepertinya juga tidak banyak orang yang mampu mengambil peran seperti itu.
Berangkat dari hal mendasar tersebut ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa berusaha menjembataninya. Perangkat dasarnya yaitu handphone dan kebutuhan pulsa, masing-masing sudah punya, sehingga ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa 'hanya' memberi nilai tambah. Dengan pendaftaran hanya Rp 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) siapapun relatif mampu menjangkaunya. Kemudahan sistem, kemurahan harga pulsa dibanding beli di luar menjadi faktor tambahan bagi member. Masih ditambah dengan potensi penghasilan yang mampu dihitung secara logis oleh otak kiri, maka tidak berlebihan bahwa semua itu akan menjadi solusi finansial bagi member dan orang-orang di sekitar member.
Ketika ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa menggunakan sistem pemasaran jaringan, lebih khusus dilengkapi sistem SPILLOVER OTOMATIS sebenarnya dimaksudkan untuk lebih menguatkan kemanfaatan tadi. Semuanya Insya Allah berusaha dimudahkan, jadi tidak perlu dipersulit. Siapapun, dengan latar belakang apapun berkesempatan mengambil peran dan manfaat ini. Sampaikan ke semakin banyak orang, agar semakin banyak pula orang yang mengambil peran dan manfaat ini.
Hal lain yang perlu direnungkan dan pertimbangkan, bergabung atau tidak Anda dalam ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa, tiap bulan Anda menggunakan pulsa. Bedanya ketika bergabung dalam ONEVISIONET : Sistem Langganan Pulsa yang Anda dapatkan UNTUNG dan UNTUNG, sebab disamping keuntungan finansial, Insya Allah juga keuntungan keberkahan di mata Allah.
Sekali lagi ketika Anda mampu membantu, memberi dan memudahkan orang lain, hakikatnya Anda telah 'bertransaksi' dengan Allah. Balasan 'laba' yang dijanjikan Allah biasanya berlipat, Insya Allah tidak hanya berupa hitungan finansial yang memang bisa sangat logis dipahami oleh olah pikir manusia, tapi juga keberkahan dan derajat lebih atas upaya membantu, memberi dan memudahkan orang lain tersebut.
Dan janji Allah adalah KEPASTIAN, tergantung hati kita mau meyakini atau tidak ......
Friday, December 25, 2009
Terima Kasih (lagi) TDA !
Aku, salah satu dari ribuan member Komunitas entrepreneur bernama Komunitas Tangan Di Atas, merasa patut berterima kasih adanya komunitas positif ini. Lebih khusus kepada mentornya antara lain : Pak Roni (Founder TDA), Fauzi Rahmanto, Faif Yusuf, Mas Hadi Kuntoro, Pak Harmanto, Mamih Ning, Pak Bambang Triwoko, Pak Yusuf Iskandar, Mas Yoyok ... dan sederet mentor lain juga temen2 yang seperjuangan di TDA (kangen ... lama ngga ngumpul). Belum semuanya aku pernah ketemu, tapi inspirasi dan tularan ilmunya Insya Allah sebagian telah terserap dalam memori otakku. Semoga keberkahan Allah terlimpah kepada mereka yang begitu 'murah' dan 'obral' ilmu, bisa jadi sebagian masih tersimpan di harddisk otakku, belum semua ilmunya terpraktekkan.
Terlebih untuk sesepuh TDA Pak Haji Alay, aku masih berusaha meyakini bahwa 'seratus rupiah dari Anda jualan kerupuk sendiri Insya Allah masih lebih berkah daripada Anda jadi karyawan'. Kalimat ini masih aku pegang, dan kalimat ini pula dulu aku berani resign dari kantor. Yach ... KEBERKAHAN itu yang sampe saat ini pingin aku kejar. Dengan keberkahan itu pula aku berharap kelak mampu membawa amanah istri dan anak2 yang dititipkan Allah kepadaku untuk bersama ke syurga-Nya. Insya Allah ... amin yaa rabbal 'alamiin
Dengan semua proses yang telah aku jalani, Insya Allah banyak rasa syukur yang patut aku haturkan ke Ilahi Rabbi juga rasa SABAR, agar tidak hanya nikmat-Nya yang akan ditambah ketika aku syukur, tapi dengan bersabar aku berharap Allah akan bersamaku, akan menyertai setiap langkahku ....
Tuesday, September 29, 2009
Karena CINTA (Istri n Anak)
Salah satu pertimbangan aku resign dari kantor dulu, pingin lebih berkah. Waduh ... kok kayaknya sok bersih banget. Repotnya terkadang di masyarakat kita pingin bersih dibilang sok, bersikap jujur dibilang 'terlalu lurus' ... he he lurus kok dibilang terlalu, ato mungkin karena sudah begitu banyak yang bengkok sehingga yang lurus terlihat beda bahkan mungkin aneh, ngga umum ...
Sueeer ... terasa ngga nyaman ketika penyakit karyawan kumat, tiap ngumpul temen ngrasani bos, ngrasani kerjaan, merasa ngga imbang kerjaan n gajian. Implikasinya sering nyuri2 waktu n fasilitas untuk hal lain di luar kerjaan, entah komputer, internet, telepon dll.
Padahal semuanya kan nanti ada pertanggungjawaban. Ke Bos ato owner gampang aja, tokh mereka ngga tahu tiap detik n menitnya, tapi pertanggungjawaban ke Yaa Rabb sekecil apapun ngga akan ada yang terlewat. Nah.. ketika semuanya berusaha aku ganti dgn rintisan usahaku sendiri, Insya Allah pertanggungjawabanku hanya kepada Allah langsung.
Tak mudah menyampaikan alasan ini bahkan ke istri sekalipun yang sebenarnya saya belain. Reaksi pertama kaget ngga nyangka secepat itu, pinginnya 'amphibi' sampe semuanya 'siap'. Tapi pilhanku saat itu dah mantap dan Allah pun menyiapkan skenarionya begitu rapi n elegan. Ketika semua proses menuju lebih baik ini belum sepenuhnya mulus aku belum bisa banyak 'berjanji' lagi ke istri n anak. Kelak aku yakin mereka semuanya akan bener2 mengerti atas pilihanku itu, bahwa aku benar2 memilih demi mereka, setidaknya demi keberkahan mereka.
Hal lain, aku jadi lebih banyak punya waktu untuk mereka, walaupun sekarang malah jadi istriku yang lebih kurang punya waktu untuk kami, aku berusaha memaklumi sebagai pengorbanan dia demi cinta ke suami n anak juga ketika suaminya masih 'berproses' seperti saat ini.
Atas alasan keberkahan, kelonggaran waktu dan lainnya aku berusaha mewujudkan inilah bukti cintaku demi mereka. Dan akan terasa lebih lengkap jika wujud cintaku kepada mereka ini nantinya terimplikasi berupa materi yang lebih dibanding saat sebelum ini, semuanya hanyalah waktu aja ... aku yakin kok.
Luv u all, de Yeyen, Salma, n Nasywa semoga fantasi tentang rumah kita segera terwujud ...
Saturday, December 6, 2008
Karena CINTA I (Ibu)
Ketika bulan Dzulhijjah begini biasanya aku lebih banyak meneteskan air mata dibanding bulan2 yang lain. Ada catatan hutang besarku yang belum terbayar untuk Ibuku sampe beliau meninggal 13 Juni 2005 lalu (tepat satu bulan Bapak mertuaku meninggal 13 Mei tahun sama). Hutang tersebut adalah MEMBERANGKATKAN HAJI Bapak/Ibuku !. Ketika beberapa waktu lalu di televisi ada sinetron hikmah tentang tukang bubur yang berhasil memberangkatkan haji keluarganya, satu sisi aku geli (kebetulan sekarang aku juga jadi tukang bubur he he) sisi lain aku berharap aku bisa seperti cerita di sinetron tsb terlebih gambaran ibu yang diperankan Nani Wijaya mirip dengan gambaran ibuku keseharian apalagi kalo pake daster. Entah berapa kali sinetron yang digagas Ust. Yusuf Mansur tsb diputer aku ngga pernah bosan melihatnya, dan tetap istiqomah BERURAI air mata (mellooow banget!). Aku berharap siapapun yang membaca tulisan ini nantinya mampu mengamini niatku untuk tetap bisa membayar hutangku tsb kepada ibuku biarpun beliau telah tiada yang Insya Allah KHUSNUL KHOTIMAH. Ini permohonan serius, sehingga Insya Allah jika suatu saat aku telah membayar hutangku tsb tentulah jenengan semua teraliri keberkahan doanya. Amin yaa Rabbal 'alamiin...
Saat ini aku emang lebih konsen menekuni kuliner, dimulai Bubur Ayam Metropolis (ini lagi ancang2 nyari tempat untuk Metropolis-2 yang Insya Allah dibarengi kemunculan 'den Lembu; serba sapi). Ada beberapa alasan kenapa pada akhirnya aku lebih konsen ke kuliner, setelah perjalanan bisnisku yang lain. Salah satunya karena rasa cinta dan penghormatanku kepada Ibu. Lho ?!
Ya... penghormatanku ke Ibu !! Beliau yang banyak mengenalkanku tentang resep masakan, sampai saat ini aku merasa masakan beliau sik paling top markotop. Masakan dengan ditambahi bumbu ikhlas dan cinta beliau kepada keluarganya. Dengan begini aku merasa lebih mudah mengingat beliau, lebih merasa selalu dekat beliau, sebab seringkali aku dan istriku merasa beliau masih ada, terlebih kematian Ibu saat itu emang tidak didahului sakit seperti kebanyakan. Ibu meninggal dalam kondisi duduk di kursi, dalam kondisi BERWUDLU menjelang sholat maghrib, tanpa mengeluh sakit sebelumnya kecuali sakit rematik di lutut. Subhanallah...Insya Allah itu berkah keistiqomahan Ibu tirakat, puasa sunnah dan sholat malam beliau. Doa beliau terkabul, 'ketika ajal menjemput tidak ingin sakit terlebih dulu hingga merepotkan orang lain' Pingin rasanya kelak !
Alhamdulillah dua hari sebelumnya aku sempat memaksa pulang kampung bareng dengan Salma anakku. Emang sejak merantau sekolah SMA ke Jogja, tiap aku merasa teringat-ingat Ibu biasanya aku harus segera memaksa diri untuk pulang. Sebab kalo ngga biasanya entah aku yang sakit, atau malah celaka. Ini aku titeni (ingat) betul. Kalo pas begitu biasanya emang Ibu merasa kangen banget.
Saat itu rasa kangen ke Ibu muncul lagi. Setelah mendaftarkan anakku sekolah, sebenarnya posisi keuangan kosong sebab habis untuk bayar sekolah juga kontrakan. Bahkan untuk biaya pulang pergi berdua pas banget, makanya istriku sempat mengusulkan untuk menunda dulu sampe habis gajian, dia ngga enak kalo pulang nanti ngga 'ninggalin'. Nyampe ke Cepu, Bapak-Ibu sehat2 aja. Dua hari aku di sana, anakku minta ditinggal nanti diantar ponakanku. Hari Senin aku pamit ke Jogja lagi, hari Rabu aku ditelpon ponakanku mengabarkan Ibu meninggal.
Lho kok jadi cerita Ibu meninggal, ga papa biar Pembaca lebih punya gambaran.
Mungkin aku merasa menemukan passion di sini, walaupun aku sendiri ngga pernah merasa menyesal dengan semua perjalananku selama ini. Dan aku juga ngga peduli ketika aku dianggap ngga fokus hingga dianggap cuma dapet upil sekalipun. Aku mendasari semua perjalananku dalam pencarian ilmu dan hikmah. Sekali lagi ketika duit belum sepenuhnya aku dapatkan, maka minimal aku harus dapat ilmu dan hikmahnya. Hingga aku merasa semua perjalanan tersebut tidak sia-sia.
Bubur Ayam Metropolis adalah langkah awal aku memulai kuliner, dan Insya Allah prospeknya bagus (siap buka cabang baru nyari tempat yang prospek, setelah yang di Pakem di-pending), termasuk nantinya aku arahkan untuk model jual paket. Bersama temen, setelah BAM Insya Allah segera disusul paket yang lain. Ini salah satu wujud ungkapan cintaku ke Ibu, aku merasa lebih dekat ke Ibu, lebih mudah mengingat Ibu, dan hasil semua ini semoga nantinya mampu membayar hutangku ke Ibu : IBADAH HAJI. Amin yaa Rabbal 'alamiin.
(Bersambung : Karena Cinta II (Istriku))
Tuesday, December 2, 2008
Karena CINTA (intro)
Salah satu hal yang sangat mengasyikkan setelah resign dari kerja kantoran adalah aku mempunyai waktu bebas kemana aku pingin tanpa terganggu harus manut jadwal kantor. Pagi ini setelah nganter istri ke kantor berlanjut mampir Soto Ayam DALBIE di samping Telkomsel depan Bank Lippo Jl Sudirman (ini soto ayam paling JOSZ markojoz yang aku jumpai selama aku betah di Jogja, sebenere pernah aku ditawari resepnya 'maklum koneksi Gunungkidul-an' he he, tempatnya relatif sempit tapi ngantrinya...oya biasanya jam 1-an siang dah habis 25-30an ayam kampung jago!!! opo ora top markotop, lho kok malah promo soto ayam !!).
Selesai sarapan aku menuju Gramedia untuk baca2 (kalo tahu ayahnya ke Gramedia biasanya Salma sulungku akan protes kok ga ngajak2, padahal kalo sama dia biasanya 3 jam blm cukup).
Cape dari Gramedia aku nerusin hunting tempat nggo outlet Bubur Ayam Metropolis-2, karena danane rd cupet jadi nyarinya agak terbatas. Sementara konsentrasinya sekitaran kampus terpadu UII Jl. Kaliurang atau sekitaran Jl. Monjali deket Pom Bensin. Pandongane aja semuanya.
Mungkin aku blm pernah menjelaskan kenapa akhir2 ini aku lbh konsen ke kuliner dibanding tas natural dan sleeve laptopku yang lbh dulu muncul. Agak panjang cerita dan pertimbangannya, mungkin di postingan yang lain Insya Allah aku tulis. Yang ga tahu pertimbangannya mungkin akan menjustifikasi aku ga fokus, ming entuk 'upil' atau pun 'upo' (butiran nasi).
Setiap usaha yang aku lakukan, Insya Allah aku selalu mendasari diri dengan pencarian ilmu. Artinya ketika suatu saat mungkin duitnya ga dapet, minimal aku harus dapet ilmune, apapun ilmune. Dan berlatih tafakur ilmu hikmah. Jadi Insya Allah aku ga pernah merasa sia2 langkahku. Bawa ilmu ga berat, kalo pun belum kepake sendiri, ketika diamalkan ke orang lain Insya Allah nilainya akan beda.
Di samping ilmu, Insya Allah aku akhir2 ini mantap mengembangkan kuliner karena CINTA (ceile..). Bener karena cinta!!. Cinta kepada istriku, kpd anak2ku, alm. ibuku .... detailnya Isya Allah di tulisan yng lain.
Salam sukses !!!
Friday, August 1, 2008
Bubur Ayam 'Metropolis' dalam gambar
Bubur Ayam 'Metropolis' bersiap buka kedua
Mungkin ini agak telat posting, tapi ga papalah !
Sudah sekitar 2 mingguan ini aku buka Bubur Ayam ‘Metropolis’ (BAM). Mumpung sleeve agak longgar, juga Rattani emang sengaja aku pending (karena alasan khusus he he). Ngga sendiri, tapi barengan temen.
Dipilih bubur ayam, pertama karena resep udah jadi dari chef Hotel Hyatt Yogya, dan tukang masak kita dah lulus uji, sebagai langkah awal ini menjadikan percaya diri Insya Allah BAM bisa diterima konsumen setidaknya dari segi rasa. Selain itu tentu saja marginnya he he, komparasinya dengan bakso, bahan
Untuk milih tempat, ngga tanggung2 targetnya diputuskan setidaknya harus buka paling ngga 3 tempat untuk optimalisasi sekaligus mencoba menguatkan brand BAM. Dari hasil hunting tempat, didapatkan estimasi pertama pertigaan Gandok Jl Kaliurang KM 9,2 (deket rumah Mbak Tari ‘Taman Razi’), Kedua Pakem (sekitar depan gereja Pakem), dan ketiga sekitaran terminal Jombor, semuanya masih konsentrasi di wilayah Jogja Utara, tepatnya Sleman.
Tanggal 18 Juli yang di Pertigaan Gandok dibuka, seminggu pertama masih fluktuatif, memasuki minggu kedua Alhamdulillah selalu habis sebelum jam 10, terlebih hari libur harus nambah stok.
Insya Allah BAM-2 besok ini Minggu 03 Agustus launching, moga2 aja ngga kalah dengan BAM pertama. Mohon doanya aja. Untuk yang ketiga sepertinya harus dipending dulu, tanggung nabrak puasa. Lagian paralel harus nyiapin Pizza (follow up hasil pelatihan tempo hari). Pizza harus segera launching sebab beberapa peserta pelatihan sudah nunggu pingin beli paket usahanya. Nah lho, moga2 bener2 happy problem, kita baru nyiapin tapi mereka udah kebelet pingin beli usahanya. Ini mungkin berkah kita gandeng chef Italian Resto yang tempo hari kita ajak kerjasama pelatihan pizza, jadinya mereka yakin Insya Allah resep kita dah jadi. Bukan hasil trial n error kita sendiri. Tapi emang ‘nendang’ bener rasanya.
Mungkin ada yang bilang ngga focus, Insya Allah ngga juga, sebab kami barengan, dan masing2 ada penanggung jawab utamanya. Di BAM, aku supporting artinya PIC-nya temenku. Tapi untuk yang pizza sampe wujud dan menjadi bussines opportunity aku yang jadi PIC-nya, temen yang lain support.
Khusus BAM, untuk mendongkrak dan melakukan percepatan, aku coba menerapkan beberapa trik. Ini kami lakukan sebab sudah banyak competitor sejenis dan sudah mapan, artinya kita boleh percaya diri dengan rasa tetapi kalo ngga mampu ditransformasikan ke konsumen, sama juga bo’ong, terlebih BAM baru pertama kali muncul. Sehingga biarpun berbau provokasi kami coba sedikit menerapkan ilmune Tung Desem (biar ngga percuma ngikut millist TDW dan beli buku Marketing Revolution he he sok bangeeettt !!). Antara lain yang kami lakukan (semoga bisa menjadi inspirasi yang lain) :
- Brand coba dikuatkan dari awal, baik penyiapan tipologi font (huruf) dan warna, setidaknya ketika dibuatkan spanduk, rontek dan media promo yang lain kedepannya harus mudah termemori ke calon konsumen. Ini juga akan memudahkan dan meringankan energi kita ketika nantinya membuka di tempat lain. Sebab ke depannya kita sudah nyiapin trik2 lain untuk ‘membuat factor kali’ menjadi semakin besar.
- Pemasangan dan penyebaran leaflet di sekitaran wilayah jualan (radius sekitar 2 km, radius bisa disesuaikan). Bahasanya singkat, jelas dan tetep ada provokasinya.
- Awal buka hanya menyiapkan sekitar setengah dari kapasitas, dan karena bubur ayam biasanya hanya sebagai menu sarapan, makanya kami buka mulai jam 5.30 (ini lebih awal dari yang lain yang biasanya buka jam 6.00). Sekitar jam 10, habis ngga habis kami tutup, biasanya kami pasang tulisan “… maaf HABIS !!”. Makanya di leaflet kami tuliskan “Disarankan datang sebelum jam 9.30 (khawatir kehabisan !)”. Ini bohong ?! Insya Allah ngga, sebab kalo masih ada sisa biasanya emang kami bungkus dan diniatkan dishodaqohkan. Mungkin bisa dibilang ‘bohong’ kalo kami menulisnya “… maaf HABIS TERJUAL !!”. Cara seperti ini ternyata memberi efek psikologis yang bagus kepada calon konsumen, minimal akan penasaran.
- Deskripsi produk diinformasikan dengan jelas (mungkin terkadang sama dengan yang lain, tapi ketika diinformasikan terkesan nilainya lain, terlebih kalo emang itu bagian dari kelebihan dan perbedaan produk kita dengan yang lain). Dalam bukunya TDW meng-ilustrasikan promo TV akan lebih menarik jika dideskripsikan ada subwoofer, PMPO-nya berapa, pemakaian listrik kecil dst, dst, jika dibandingkan sekedar ‘TV 29 inch merek ANU’. Makanya kita nulis : LEZAT NIKMAT : resep dari chef hotel berbintang, diolah dari bumbu dan bahan higienis dan berkualitas, NO VETSIN : Tanpa penguat rasa (MSG) sehingga lebih aman untuk kesehatan, GRATIS AQUA/TEH : Gratis Aqua gelas dn teh manis, bungkus pake stereofoam untuk yang dibawa pulang, LEMBUT BERGARANSI : Tekstur bubur lembut dan tidak berair sampai keesokan hari jika berair Garansi uang kembali !
- Karena ini produk makanan, maka adalah keharusan dijaga kesan bersih dan higienisnya. Juga keramahan terhadap konsumen harus dijaga, sehingga mereka merasa nyaman dan dihargai. Ini sebenarnya standar, apapun bisnis dan layanan jasa kita tapi emang harus ditandaskan betul ke tenaga kita.
Itu sebagian upaya kita untuk melakukan percepatan usaha bubur ayam kami, semoga memberi inspirasi, syukur ada feedback masukan ataupun kritikan dari temen2. Dan mohon doanya kami sedang nyiapin Pizza, tahap awal rencananya model gerobak dan counter statis. Sengaja kami membidik pasar bawah yang marketnya lebih luas dibanding premium ke atas, ke depan juga pingin yang model kedai pizza setidaknya untuk membidik pasar premium. Ini kami juga harus berpacu waktu sebab calon pembeli paket usaha pizza ini sudah menunggu, baik yang system mini counter ataupun yang kedai, nah lho !!! Mohon doanya.
Kami yakin, sesuatu yang besar diawali dari yang kecil. Biarpun ukuran besar kecil masing2 orang sangatlah relatif.
Sunday, April 27, 2008
TDA Junior (mulai) muncul

Sebelum berangkat Tour de Semarang saya mencoba menantang istri dan anak saya Salma untuk mencoba menawarkan kantong HP dari bahan rajut nylon (handmade juga dari suplier saya yang sesaat lalu sudah hampir putus asa meneruskan usahanya setelah mengalami 'ketidakberuntungan', bahkan beberapa sisa bahan baku siap dibakar). Alhamdulillah, dia siap bangkit lagi dan Insya Allah saya termasuk yang siap membantu memasarkannya, semoga diberi Allah jalan lapang sebab dibelakangnya berjejer pengrajin yang mengantungkan hidup darinya.
Kembali ke laptop !! Respon tawaran saya tersebut antara anak dan ibunya berbeda. Ibunya bilang :
"Yah, temen2 kantorku sukanya yang kantong isi dua, yang gini , yang gitu..." intinya ada keraguan dia mencoba.
Salma langsung menjawab :
"Ngapain susah mencoba to Bu, paling apes ditolak to, padune Ibu ga berani to"
Geli juga mendengarnya, saya coba meyakinkan istri :
"Senengane kok men-justifikasi, belum tentu temenmu berpendapat sama dengan jenengan, sebab dia kan punya anak, adik dan lain2, lagian jenengan menawarkan paket catering di kantor yang berharga puluhan juta aja bisa, ini yang 15 - 20 ribu aja ga berani, malu sama Salma"
Singkatnya, saya tinggalin 6 pcs kantong HP ke istri. Dari Semarang sorenya saya kontak katanya laku 1, lumayanlah! Tidak lupa saya pesen biar Salma mencoba di sekolah. Besoknya bener 5pcs dibawa, sorenya dengan semangat melaporkan :
"Yah, aku bawa 5 laku semua, 2 dibeli Galuh, 1 Mela, 1 Fira dan yang 1 Bu Wati (gurunya), tapi duitnya menyusul ga papa ya. Ibu kalah to, Yah!", dari Jogja Salma melaporkan penuh semangat. Bahkan beberapa temennya memesan dengan variasi warna yang lain.
Sepulang dari Semarang, Salma sangat antusias menceritakan 'jualannya' lengkap dengan catatan pesanan temannya dan proses tawar menawarnya, termasuk keberaniannya menawarkan kepada Ibu Wati wali kelasnya. Geli juga, sebenarnya sebelum kantong HP dia juga sudah minta dibuatin pembatas buku, kartu nama atau asesoris yang bisa dia tawarin ke temen2nya.
Salma sekarang kelas 3 SD, di kelas bukan rangking 3 besar, fluktuatif rangking 8 - 13. Tapi prestasi yang membanggakan tahun lalu sempat ikut Final Nasional Olimpiade Sains yang diadakan Majalah Sains Kuark yang digagas Prof. Yohanes Surya dengan memisahkan Level 1 untuk kelas 1-2 SD, Level 2 untuk kelas 3-4 dan Level 3 untuk kelas 5-6. Sebelum ke nasional, dia terseleksi 3 tahap di Jogja.
Tahun ini, kembali Salma mengikuti lomba serupa dan sekarang menunggu hasil pengumuman untuk menuju final nasional (mohon doa restu semuanya aja !!).
Saya sendiri tak pernah mentargetkan hasil apa2, cuma saya pesankan lakukan yang terbaik, dan nikmati kesempatan besar tersebut.
Sejak kelas 1 Salma sudah berniat nantinya tidak pingin kerja ke orang lain, kasihan anak2nya kelak (mungkin dia telah merasakan bagaimana ditinggal Ayah-Ibunya kerja). Ketika ditanya Guru atau siapapun tentang cita2nya kelak, dengan mantap dijawab pingin jadi PENULIS dan GURU (tidak harus Guru di kelas, Trainer juga Guru kan).
Selain Sains, Salma emang seneng menulis. Sekarang sedang mengumpulkan puisi dan cerpen. Sudah dua kali puisinya dimuat di buletin lokal. Dan dia termasuk 'Predator Buku' (istilah dia meminjam istilahnya Helvy Tiana Rosa untuk menaggantikan istilah 'Kutu Buku' yang terkesan kecil). Mohon doa restu semuanya, semoga kami mampu membimbing dan mengarahkan menuju amanah ini.
Monday, April 14, 2008
Sleeve-series: Pilih sendiri warnamu !

Warna terkadang tidak diartikan apa-apa. Tetapi banyak yang memanfaatkan warna sebagai bagian dari identitas, baik diri, institusi, juga korporasi. Sebutkan warna merah, hijau, kuning, orange, ungu untuk mewakili provider seluler di Indonesia, maka yakin semua akan bisa menyebutkan masing2 warna siapa.
Juga sebutkan warna merah, hijau, biru untuk warna partai di Indonesia. Yakin juga warna tsb akan menjadi 'brand' partai tsb.
Ada yang mempercayai warna bagian dari keberuntungan seseorang (baca : fengshui). Tetapi banyak juga yang hanya sekedar "seneng aja!", "lucu sih!", "kayaknya asyik!". Makanya Rattani: Sleeve Series memberikan kebebasan kepada Anda terserah apapun pilihan warnamu. Pilih sendiri warnamu!. Dan juga pilih sendiri apa alasan kenapa itu pilihanmu.
Ada black, white, pink, green, yellow, purple, orange, blue, grey, fuxia, lemon, etc. Sekali lagi, Pilih sendiri warnamu !!!
Sunday, April 6, 2008
Rattani: Sleeve Series
Karakter sleeve laptop Rattani antara lain :
Slimmy (kesan tipis) tetapi tidak meninggalkan aspek aman untuk laptop sebab biasanya tersusun atas 4 (empat) lapisan yaitu lapisan luar (synthetic leather, kain katun motif, ataupun bahan tenun natural/handmade), lapisan kedua biasanya busa coldoray 5-8 mm yang memberi aspek empuk dan lembut, lapisan ketiga spon 2-3 mm, dan lapisan dalam dari bahan khusus yang bertekstur soft sehingga aman untuk permukaan bodi laptop
Pilihan warna beragam, baik untuk bahan synthetic leather ataupun nantinya yang berbahan natural, semuanya tersedia lebih dari satu pilihan warna untuk per itemnya. Ini akan memberi kebebasan Anda dalam memilih sesuai karakter masing2.
Waterproof, sebab penggunaan beberapa lapis bahan di atas akan mampu memberi perlindungan keberadaan laptop di dalam sleeve.
Unique, di luar pemakaian bahan synthetic leather, maka sleeve keluaran Rattani menggunakan bahan natural dan handmade. Pengalaman Rattani 'bermain' di natural fashion bags membantu memilih bahan yang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku sleeve ini, sehingga sangatlah menjadi pembeda sleeve ini dengan yang lain.
Kiranya ngga cukup kalo cuma ngeliat di photo produknya, akan lebih bijaksana kalo Anda melihat, meraba, dan menggunakannya langsung sleeve series keluaran Rattani ini. Sehingga Anda akan merasakan langsung kebenaran tulisan di atas.
Thursday, March 20, 2008
Order datang lagi !!
Saat saya sedang menyiapkan order untuk seorang buyer Jakarta, kembali emailku terbaca ada order dari Batam. Biarpun nilainya tidak sebesar order yang pertama tapi ini suatu keberkahan, terlebih buyer yang ini bisa membuka link ke Malaysia dan Singapura. Belum lagi beberapa respon atas produkku (minimal permintaan catalog-mail).
Saat inipun aku sedang berpacu waktu untuk menyiapkan sleeve laptop atas pesanan Mbak Evi (always speedy with me !!). Article ini saya sangat yakin bisa bener2 menjadi happy problem nantinya di luar natural bags. Biar pun saat ini pun saya juga lagi nyiapin kombinasi bahan sintetis dengan bahan natural untuk item sleeve laptop ini (tunggu deh launching-nya ini Insya Allah bisa menjadi pembeda dengan produk sejenis).
Ketika nyari bahan untuk kombinasi ini, salah satu suplier bahan saya bahkan menawarkan beberapa motif bahan yang bisa saya pake. Ketika saya tanya,
"Gimana Bu nanti itungannya?"
"Bawa aja Mas Joko, nanti kalo udah laku aja dibayar, saya seneng kok Mas Joko berani mandiri sebab saya lihat jenengan punya potensi", jawabnya
Subhanallah...saya terkadang masih tersenyum malu ketika mengingat cara Allah memaksa saya memilih jalan TDA ini. Sungguh cara yang saya anggap sebagai 'pemaksaan yang sangat elegan' setelah sebelumnya selalu tertunda dan mundur. Bahkan sebenarnya saya sempat ragu untuk memilih tas (biarpun pengalaman dan pengetahuan tentang produk tas khususnya natural sebenarnya termasuk cukup untuk sebuah pilihan menjadi full TDA). Ada beberapa alasan saya ragu di tas, sempat berpikir untuk banting stir. Tapi ketika saya konsultasikan ke Guru, beliau berpesan singkat,"Kamu punya peluang di tas!"
Sebelumnya saya sempat bermimpi, salah satu Guru saya yang telah meninggal berpesan :
"Nak, segera buka usaha sendiri, sebab bukan untuk dirimu aja tapi berpikir untuk orang lain juga. Sebab ketika kamu bisa mencukupi orang lain tentu kamu juga tercukupi, lain kalo kamu berpikir untuk pribadi belum tentu bisa mencukupi orang lain"
Mohon doa dari semuanya, semoga saya mampu menjaga amanah ini.
Saturday, March 8, 2008
Winning-ku !!
Minggu kemarin ketemu dengan buyer pertama order tas natural-ku, bahkan alhamdulillah sekitar 20 item sample diorder. Lumayan banyak dan lumayan rumit, tapi aku yakin semuanya BISA!!!. Emang karena baru sample jadi total kuantitinya belum banyak, tahap sample sementara 2pcs/item baru kemudian nanti nyusul 10pcs/item dan berapa nilainya juga belum bisa diitung sekarang, tapi yang jelas bagi saya ini jalan yang begitu lebar. Tapi kalo ngeliat pilihan bahan dan kerumitan itemnya, sepertinya nilainya tidak kurang dari 15jt. Nilai yang lumayan besar untuk first order bagi saya yang bener2 baru mulai sendiri, walaupun pengalaman di bidang tas natural Insya Allah lumayan lama, terlebih di kantor sebelumnya yang juga bergerak di tas natural aku juga ngurusi mulai pemilihan bahan, asesoris, ke suplier, juga desain hampir semuanya aku terlibat dan bertanggung jawab. Jadi Insya Allah gampangannya, kalo kemarin tiap ada order aku hanya mendapatkan gaji bulanan dari owner berapapun margin yang didapatkan dari order tsb, sekarang Insya Allah hampir semua margin beralih ke kantongku (dan Insya Allah sebagian bisa ngikut ngisi kas TDA Joglo he he), sedangkan pekerjaannya dari A sampai Z-nya juga hampir sama antara di kantor dan sekarang sendiri.
Berbarengan dengan penyiapan order natural tsb, aku juga kejar2an waktu dengan mbak Evi (salah satu member TDA Joglo) yang ngebantu market produkku. Dia telah siap dengan market sleeve laptop, tahap awal emang belum pake bahan natural, masih masuk pake bahan sintetis semua, tapi yang saya sangat salut dengan dia dan selalu membuatku selalu bersemangat tiap sms ditutup dengan ; SPEEDY with Me !! Semoga aja aku nggak keteter, aku harus bener2 mengoptimalkan semua resource yang ada, sebab dia telah menyuguhkan 100pcs per item, WOW Ruuarr biasa juga.
Setelah kemarin Sabtu aku ngikut sibuk Peringatan 1000 hari meninggalnya bapak mertua di Wonosari-Gunungkidul, hari ini terasa sayang untuk libur, aku nyiapin pola untuk sample2 baru sleeve laptop. Termasuk pola kombinasi dengan bahan natural, sepertinya yang bisa kepake bahan tenun tradisonal, Mbak!
Satu lagi yang tempo hari juga sudah email untuk siap order dari Batam. Bener2 semuanya Happy Problem!! tapi uaaasyiiik polllll
Thursday, January 31, 2008
Jogja nggak ada sampah ?
Dalam suatu pameran produk ekspor di
“Mas, di Jogja kayaknya nggak ada sampah ya!”
“Maksudnya?” sedikit heran aku balik bertanya.
“Lha itu buktinya, hampir semua bahan bisa dijadiin handicraft dan dijual” begitu teman tadi memberi jawaban.
Geli juga mendengar jawaban dia. Tapi setelah aku pikir kayaknya beralasan juga komentar temen tadi. Sebab tempurung kelapa bisa dibuat asesoris, ditempel di mebel, dipake frame photo dan macem2 lainnya.
Daun, bunga, biji tanaman yang dikeringkan kemudian dirangkai menjadi berpuluh mungkin beratus item handicraft yang unik.
Craftmanship orang2 Jogja sepertinya sudah terbukti dari banyaknya hasil karya handicraft yang tercipta. Entah sudah berapa juta item dan tonase barang tersebut terkirim keluar negeri, mulai dari mebel, home decoration, asesoris, tas dll. Dan sampai saat inipun masih berlangsung, dan sepertinya sampai kapanpun tidak akan berhenti. Sebab kreatifitas dan inovasi baru selalu bermunculan tak pernah mandeg.
Kesadaran masyarakat dunia sejak awal tahun 90an untuk kembali produk2 alamiah dan bisa di-recycle, ternyata memberi dampak positif dan memberi peluang pasar yang sangat besar terhadap produk2 handicraft tersebut. Pesaing utama dalam memperebutkan pasar tersebut berasal dari
Khusus tentang natural fashion bags juga punya cerita tersendiri. Dulu mungkin kita mengenal manfaat pandan (seagrass) hanya untuk tikar yang mungkin ‘hanya’ berharga ribuan, tapi saat ini seagrass tersebut bisa berharga puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan untuk label sekelas Coach, untuk satu tasnya. Juga serat agel dari tanaman Gebang, mungkin masyarakat terutama sekitar hutan sebelumnya hanya mengenal manfaatnya untuk tali kayu bakar yang dia jual, tapi ketika dijadikan tenun, ataupun dirajut dipadu dengan bahan lain semisal benang nylon harganya juga bisa puluhan, ratusan ribu sampai jutaan untuk merk sekelas The Sak.
Sekali lagi, jangan salah label-label tersebut dikerjakan di Jogja, tenaga pengrajinnya ada dari Bantul, Sleman, Kulonprogo. Dan jangan salah juga para pengrajin yang mengerjakan Rattani-bags juga orang-orang yang pernah mengerjakan label2 tsb. Artinya mereka telah tahu dan terbiasa dengan detail dan kualitas sekelas label tsb. Selain label itupun mereka telah terbiasa untuk mengerjakan order yang terkirim untuk Amerika, Eropa, juga Jepang. Tahu sendiri standar kualitas mereka. Jadi ‘kelasnya’ bukan seperti tas2 yang dipajang di emperan Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo Jogja ataupun yang di Pasar Sokawati
Walaupun sedikit lebih mahal dari Malioboro, sebab kata pepatah Perancis : Ono rego ono rupo , intinya beda kualitas tentunya beda harga donk, tapi masih jauuuuh dibawah harga butik2 di
Wednesday, January 30, 2008
Daun
Berapa banyak orang yang mendapatkan dan menggantungkan penghasilan dari daun. Ya bener, nggak salah : DAUN.
Terkadang kita tidak ‘menganggapnya’ terlebih yang telah gugur dari tangkai pohon. Bahkan kita menyebutnya sampah, mending kalo sekedar disapu, kemudian ditimbun, kumpulan daun ini bisa menjadi kompos, yang nantinya bermanfaat lagi menyuburkan bumi. Celakanya setelah disapu, dikumpulkan, kemudian dibakar! Kalo bisa protes mungkin si daun ini akan protes sebab dia akan merasa ‘kurang’ bermanfaat dibanding kalo dibiarkan membusuk menjadi kompos tadi.
Coba tanya ke Mami Ning yang telah merasakan ‘hasil’ dari jualan daun. Beliau akan menunjukkan berpuluh atau mungkin malah beratus macam daun yang bisa dimanfaatkan, dan lantas bisa dijadikan uang. Yang beliau tunjukkan mungkin lebih ke manfaat obat, itupun jumlahnya udah ratusan.
Nah, saya sendiri juga banyak memanfaatkan daun. Tanaman Gebang (seperti tanaman Palem Kipas), dari pucuk daunnya (janur) bisa dihasilkan serat agel, dan gajih sehingga tercipta tas yang fashionable seperti article Cantika, SRA-1, Brownies, juga ada Naomi, Rainbow, Vincentia yang berbahan daun pandan (seagrass) semuanya bisa dilihat di Rattani
Mami Ning dan aku mungkin sekedar contoh yang dapat memanfaatkan nilai lebih daun dengan ‘harga’ yang lumayan. Simak juga di pasar, berapa yang merasakan manfaat nilai daun. Sebut saja bayam, kangkung, sawi, salam, seledri dan seabreg yang lain. Pedagang ecerennya mungkin hanya mendapatkan recehan yang cukup untuk kehidupan sehariannya. Nah, gimana yang pengepulnya, dia bisa menghitung dari perkalian recehan tadi dengan volume kuintal atau ton yang dia jual.
Yang lebih ‘gila’ lagi daun bisa berharga jutaan per lembarnya. Anthurium daun, mulai dari Ant. Jenmanii, Ant. Gelombang Cinta, Ant. Keris harganya bener2 gila dan nggak masuk di akal, sebab satu pot indukan Jenmanii atau Gelombang Cinta bisa berharga ratusan juta bahkan ada yang tembus milyar. Sebelum Anthurium pun, Aglonema juga pernah seperti itu dimulai dari Pride of Sumatera-nya Greg Hambali yang memenangkan kontes bunga tingkat dunia di Belanda sebagai Juara 2, popularitas aglonema terus meroket sebelum kemudian digantikan Anthurium.
Bagaimana juga dengan daun muda, sorry bukan yang dalam artian konotatif lho!! Tanyakan ke orang Sunda berapa macam yang bisa dimanfaatkan untuk lalapan. Mungkin lalapan ini juga yang menjadikan orang Sunda biasanya terlihat lebih seger dibanding yang lain. Halah… malah beda bahasan he he
Makanya jangan remehkan daun. Satu lagi untuk bahan tafakur kita kepada Ilahi Rabbi, bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di alam tentunya tidak dengan kesia-siaan. Kalo sesuatu saat ini belum terlihat manfaat bisa jadi mungkin karena ilmu dan pengetahuan kita belum mampu menjangkau nilai manfaatnya. Juga, kalo daun aja ada manfaat dan mempunyai arti, kenapa kita yang dikaruniai ilmu dan akal terkadang jauh dari nilai arti dan manfaat, malah terkadang merugikan yang lain. Naudzubillah…min dzalik !!
Thursday, January 24, 2008
Handmade

Di jaman yang mendewakan teknologi, dimana suatu produk bisa dirancang, dibuat detail dengan mesin sehingga tercipta produk yang seragam dalam jumlah ribuan atau bahkan jutaan, maka kiranya suatu produk terlebih yang bersinggungan dengan dunia fashion yang dirancang dan dibuat dengan tangan manusia bisa menjadi sesuatu yang eksklusif. Berbagai produk yang diselesaikan dengan detail sentuhan tangan bukan hanya keragaman bentuk yang diperoleh, tetapi juga keunikan yang memancarkan idealisme, gengsi serta kecintaan pada craftsmanship yang telah ada dalam budaya manusia sejak dulu. Simak saja peninggalan-peninggalan sejarah baik berupa mahkota, gelang, kalung, keris yang semuanya hasil olahan tangan, semuanya menampilkan karya yang agung. Saat itu emang mereka para pemakai barang tsb menempati strata tertentu dalam social kemasyarakatannya, terutama keluarga para petinggi kerajaan.
Bagaimana dengan saat ini? Di Indonesia, apresiasi masyarakat terhadap hasil kreasi tangan emang belum sebesar orang luaran sono. Khusus tas berbahan natural (maklum kita jualannya tas, Bos !) ternyata emang pangsa terbesar juga keluar, sebab sebagian orang kita ketika tahu tas berbahan pandan atau enceng yang harganya terkadang ‘lumayan’ mereka malah komentar :
“Halah, tas gitu aja kok mahal, apa sih bagusnya! Lagian bahannya
Tetapi bagi yang mampu memberi apresiasi positif mereka setidaknya akan bilang :
“Cakep bener tasnya, unik ya, masa bahan yang kayak gitu bisa dibuat tas yang fashionable gini”
Bisa jadi orang kedua ini mampu menghargai ‘riwayat’ tas tsb. Semisal pandan seagrass, hampir di semua pesisir pantai terlihat tanaman pandan yang daunnya berduri tsb, ataupun enceng gondok yang sebelum ketahuan manfaatnya seperti ada anjuran untuk dimusnahkan sebab emang tanaman enceng ini perkembangannya cukup cepat sehingga terkadang menutup luasan air semisal waduk Jatiluhur pun bisa tertutup hanya dalam hitungan bulan, juga ada tanaman Gebang (bentuknya seperti tanaman palm kipas) biasanya ada di hutan2, ternyata daun dan pucuk daunnya mampu menjadi serat agel dan gajih. Oleh orang2 kreatif tanaman bisa ini bisa menjadi sesuatu yang mempunyai nilai, dan dalam perkembangannya mampu menghidupi dan menjadi tumpuan hidup bagi banyak perajin di Tasikmalaya,
Artinya ketika barang yang sepertinya tidak punya nilai setelah menjadi tas yang fashionable spt itu dan berharga ‘lebih’ mereka mengapresiasinya bukan karena nilai bahan mentahnya, tapi riwayat dan proses kreativitas yang melahirkan barang tsb juga turut menentukan nilai.
Bagi yang mengenal tas kreasi Emile-Maurice Hermes sejak tahun 1920-an sampai sekarang, tas dan aksesori berlabel Hermes, Gucci juga Virgin Rosa tetap mempertahankan proses pengerjaan dengan kreasi tangan, dan kita tahu berapa harganya ???
Merek2 seperti Kade-Spade, The Sak, Coach, beberapa article-nya juga menampilkan tas2 handmade, dan jangan salah juga ketika suatu saat Anda menjumpai tas2 rotan, enceng, rajut, dan pandan dengan label tsb mejeng di butik2 terkenal baik di Jakarta atau di luaran dengan harga yang wah!, bisa jadi itu awalnya hasil tangan2 terampil dari Bantul, Sentolo, Moyudan dan Nanggulan Yogyakarta, walaupun terkadang tidak semua proses finishing mereka yang mengerjakan. Ketika proses finishing mereka menunjuk supplier khusus, beberapa di
Bagaimana dengan Rattani-ku? Saat ini belum seperti itu, tapi aku mohon semua mau meng-amini bahwa suatu saat aku mampu seperti itu. Amiiiin ya rabbal ‘alamiin